JawaPos.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat, penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ORI Seri 021 dapat mencapai Rp 3 triliun. Pembelian ORI tersebut tercatat mencapai target dengan total sebanyak 4.000 investor.
Seperti diketahui, ORI 021 merupakan instrumen investasi yang memiliki kupon tetap (fixed rate) dengan tenor tiga tahun dan tanggal jatuh tempo 15 Februari 2025. Instrumen tersebut diterbitkan oleh pemerintah pada awal 2022.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, animo dari para investor sangat besar terhadap penawaran ORI 021. Sehingga, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang besar dalam penjualan SBN.
“Mereka memahami bahwa SBN cocok dijadikan salah satu pilihan alokasi portofolio nasabah, dengan profil risiko konservatif, moderat, hingga agresif,” kata Handayani dalam keterangannya, Senin (28/2).
Handayani menyebut, peran perseroan sebagai mitra pemerintah dalam memasarkan produk SBN, bertujuan untuk turut mendukung proses pemulihan ekonomi. Di sisi lain, juga berupaya terus membangun pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia.
“Hal ini sejalan dengan visi dan misi yang diusung Presidensi G20 terkait peningkatan financial inclusion,” tuturnya.
Ke depan, perseroan akan terus berkomitmen menyediakan alternatif investasi yang sangat menarik dan aman bagi masyarakat. Handayani menambahkan, perseroan selalu berupaya membangun dan menciptakan nilai economi dan sosial bagi masyarakat Indonesia.
Selain itu, Handayani menambahkan, untuk keamanan dan kenyamanan nasabah dalam berinvestasi, perseroan bekerja sama dengan manager investasi, asuradur maupun sekuritas. Peran ini sebagai finansial supermarket dalam menjawab beragam kebutuhan investasi dan proteksi nasabah.
“Seluruh layanan keuangan senantiasa mendukung aspek integrated and one stop financial solution untuk mendukung kebutuhan nasabah individu maupun bisnis, melalui berbagai instrumen, seperti Obligasi Pemerintah, Obligasi Korporasi, Reksadana, Sekuritas, Bancassurance maupun Pengelolaan Dana Pensiun,” pungkasnya.
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link