TABANAN, BALIPOST.com – Sempat tertunda lantaran pandemi COVID-19, pendistribusian kartu tani di kabupaten Tabanan akan kembali berlanjut. Dinas pertanian kabupaten Tabanan pun kini masih melakukan koordinasi dengan pihak perbankan serta dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di masing-masing desa terkait dengan protokol kesehatan.
Mengingat proses pendistribusian kartu tani mengundang kerumunan massa. Keputusan ini menindaklanjuti instruksi Kementerian Pertanian dimana per tanggal 1 Januari 2021, petani wajib memanfaatkan kartu tani untuk mendapatkan subsidi pupuk.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana saat dikonfirmasi Minggu (23/8) mengatakan, pandemi memang menghambat pendistribusian kartu tani di Tabanan. Dari 34.293 kartu tani yang sudah terbit dan mulai didistribusikan sejak Maret 2019, baru terdistribusikan 44 persen atau mencapai 10.615 kartu tani per bulan Maret 2020.
Selanjutnya mandeg untuk mencegah penyebaran virus sampai dengan saat ini. “Hampir lima bulan distribusi stop karena wabah COVID-19,” terangnya.
Namun beberapa hari lalu, Kementerian melalui rapat koordinasi dengan seluruh daerah secara virtual menginstruksikan agar daerah mempercepat penyelesaian distribusi kartu tani lantaran di awal tahun 2021 pemberian subsidi pupuk oleh pemerintah wajib menggunakan kartu tani. Hal ini tentu saja menjadi tugas berat bagi daerah untuk bisa menuntaskan program tersebut.
Bahkan daerah pun khususnya di kabupaten Tabanan merasa pesimis seluruh kartu tani baik yang lebih dulu diterbitkan maupun yang baru terbit, bisa terdistribusi sampai habis. “Mau tidak mau, daerah tentu harus menjalankan apa yang sudah diinstruksikan oleh pusat, namun jujur saja kami merasa pesimis bisa menuntaskan pendistribusian kartu tani hanya dengan waktu empat bulan efektif. Ada 25 ribu kartu tani lagi baru terbit diantaranya didistribusikan di tiga kecamatan yang sebelumnya masih nol seperti Kerambitan, Kediri dan Marga tahun ini sudah mulai dibagikan,” terangnya.
Dikatakannya, sebelum wabah COVID-19 muncul, pendistribusian kartu tani belum bisa mencapai target satu desa selesai hanya dalam kurun waktu sehari. “Misalnya target satu wilayah satu desa ada 400 kartu tani yang akan didistribusikan, ternyata yang datang hanya 250 orang atau 300 orang petani itu sudah bersyukur, jadi kami harus kembali turun hari berikutnya di desa tersebut sampai distribusi tuntas baru beralih ke desa lain,” ucapnya. (Puspawati/balipost)
Credit: Source link