JawaPos.com – Bencana wabah Covid-19 telah melumpuhkan perekonomian hampir seluruh negara, termasuk perekonomian Indonesia yang telah mengalami kontraksi hingga pertengahan tahun ini. Peluang terjadinya resesi semakin besar, namun bukan berarti tidak dapat dihindari.
Ekonom senior dan pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini mengatakan, setiap negara mendapatkan dampak yang berbeda-beda tergantung kebijakan pemerintahnya. Hendri mengatakan, banyak juga negara yang dapat mengatasi ancaman resesi akibat Covid-19.
“Banyak negara yang bisa menghadapi resesi akibat Covid-19 ini, tapi ada negara dengan respons yang tidak pas itu mereka menghadapi dampak yang jauh lebih dalam,” ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (21/8).
Daya tahan perekonomian suatu negara dalam menghadapi badai Covid-19, kata dia, bergantung pada respons pemerintah. Seperti, Singapura sebagai negara yang perekonomiannya tergantung pada negara lain, maka akan sulit mengandalkan pertumbuhan dari sumber domestik.
“Singapura, mau buat respons kebijakan yang secepat apapun tapi karena struktur ekonomi mereka itu tergantung kepada ekonomi lingkungan dia, selama Indonesia belum bangkit, Malaysia belum, dan sekitarnya, ya mereka akan sulit sekali,” jelasnya.
Di sisi lain, Hendri melihat Indonesia berpeluang menghadapi kontraksi lebih dalam, karena punya kekuatan konsumsi domestik yang besar. Dengan 58 persen porsi konsumsi rumah tangga tersebut, maka masih ada peluang untuk menghindari resesi.
“Indonesia semestinya kalau kita bisa enggak sih jangan terlalu dalam kontraksinya, karena ruang kita itu jauh lebih lebar dibanding setidaknya Singapura dan Malaysia, yang struktur ekonominya itu porsi dari investasi dan juga perdagangan internasional sangat besar,” tukasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link