JawaPos.com – Indonesia menuju perjalanan emas pada 2045. Pada usia 100 tahun itu, bangsa ini diharapkan sudah sejajar dengan bangsa maju lainya di dunia.
Menuju ke arah itu, ideologi bangsa dituntut untuk mengimbangi kemajuan teknologi modern yang serbadigital ini.
Ketua Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PSEP) Universitas Trilogi Jakarta Setia P Lenggono mengatakan, Pancasila mesti diberi ruang interpretasi kekinian tanpa meninggalkan substansi azalinya yang hakiki. Ruang-ruang publik mesti dibuka untuk memberikan cara baru memaknai Pancasila di era digital dan kekinian.
“Sehingga nantinya Pancasila dapat dicerna sesuai style kebutuhan generasi milineal. Upaya ini merupakan kewajiban moral semua komponen bangsa. Mesti upaya memasyarakatkan dan membumikan nilai-nilai Pancasila diupayakan terus menerus,” ujar Lenggono melalui keterangan tertulisnya, Jumat (16/7).
Pernyataan Setia P Lenggono itu dikemukakan dalam webinar yang digelar Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PSEP) Universitas Trilogi, Jakarta, Kamis (15/7). Webinar itu juga membedah buku “Sistem Ekonomi Pancasila dan Sistem Demokrasi Pancasila”
Lenggono memaparkan, di tengah merebaknya liberalisasi, demokrasi Pancasila terlupakan. Padahal demokrasi Pancasila adalah jati diri bangsa yang dibangun dari sistem sosial budaya, pandangan hidup, dan kekhasan historis.
Credit: Source link