GIANYAR, BALIPOST.com – Pertenunan Putri Ayu memang memiliki spesifikasi produk yang berbeda dengan usaha tenun lainnya di Bali. Sebab, pertenunan Putri Ayu yang lahir pada 1991, telah melakukan inovasi yang revolusioner sejak 1997. Salah satunya, membuat kain tenun dengan teknik air brush namun tetap menggunakan warna alami.
Atas kreativitasnya, usaha yang memiliki showroom di Jl. Lapangan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar dengan owner Ida Bagus Adnyana itu diapresiasi pasar. Bahkan, rumah mode Prancis, Christian Dior, mengapresiasi dengan memesan sejumlah desain Pertenunan Putri Ayu.
Dijelaskan Adnyana, nama pertenunan “Putri Ayu” dimaksudkan agar produknya tidak henti memberikan pesona. Sama halnya seperti seorang gadis yang berparas ayu nan cantik, orang pasti akan selalu tak pernah bosan melihatnya.
Ia bertutur, sebelum mengembangkan usaha pertenunan, dirinya sempat bergelut di usaha penyosohan gabah. Titik balik terjadi seiring industri pariwisata yang meningkat.
Ia pun memulai usaha pertenunan itu. Diawali dengan modal empat alat tenun, misinya ingin tetap melestarikan kegiatan tenun yang ada di masyarakat Bali.
Dituturkannya, sejak 1997, perusahaan Pertenunan Putri Ayu mengembangkan ide pembuatan kain tenun dengan teknik air brush dan penggunaan warna alam. Produk kain tenun yang dihasilkan termasuk revolusioner pada masanya dan sering dikunjungi pemerintah provinsi Bali.
Kemudian di 2007, Pertenunan Putri Ayu meluncurkan produk baru yaitu tenun ikat songket, menggunakan sistem kartu (jacquard). Sistem ini mempunyai kelebihan menyelesaikan satu lembar kain dalam satu hari dengan lebar standar tanpa sambungan. Terobosan itu dilakukan semata mempercepat produksi.
Hingga akhirnya di 2009, kerja kerasnya berbuah manis. Ia pun mendapatkan anugerah Kreativitas Inovasi Masyarakat. Penghargaan ini diperoleh dari Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Ia juga berhasil menjadi pemenang anugerah Kreativitas Inovasi Masyarakat Bidang Rekayasa dan Manufaktur Alat Tenun Tradisional (ATBM) dengan sistem kartu pada 2009.
Penghargaan Paramakarya dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Tahun 2009 juga berhasil diraih Pertenunan Putri Ayu.
Ida Bagus Adnyana yang lahir di Denpasar pada 1954 ini menegaskan visinya adalah mampu melestarikan kerajinan kain tenun serta meningkatkan sektor UMKM di Bali. Saat ini, ia telah mampu mempekerjakan 45 tenaga kerja dan 35 mesin ATBM.
Rata-rata dapat memproduksi 100 meter kain tenun per hari, jika dikalkulasi sebulan bisa memproduksi sampai 2.000 meter kain tenun. Pertenunan Putri Ayu telah mempunyai beberapa rekan bisnis. Pihaknya telah bekerja sama dengan Christian Dior di 2020, Bali Magis, dan desainer Anna Mariana. Putri Ayu juga bekerja sama dengan Perusahaan Iwaki asal Jepang dan Linax Company New Zealand.
Pertenunan Putri Ayu telah memproduksi beberapa jenis produk tekstil. Seperti kain tenun ikat (endek), kain songket, kain tenun dobby, serta kain tenun inovasi yang menggabungkan beberapa teknik tenun, seperti tenun pucuk. Adnyana menambahkan, kain tenun merupakan salah satu warisan dan identitas budaya Indonesia dan Bali khususnya. “Tekad kami melalui Pertenunan Putri Ayu, tetap bisa melestarikan produk kain tenun berkualitas dan memanfaatkan teknologi secara optimal,” ucap Suami dari Ida Ayu Putri Sugiantini.
Hingga saat ini, produk Pertenunan Putri Ayu ini tetap dipesan khusus rumah mode dunia Cristian Dior dan terdaftar di APEC, yakni motif dewata nawa sanga, motif kain sarad, sekar jepun barak, gegringsingan rawe rontek, songket aksara Bali, songket pucuk, sistem air brush dengan aneka desain, dan sistem alat dobby di atas ATBM standar.
Show room Putri Ayu berada di Jalan Lapangan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar. Perusahaan ini juga bisa dikontak lewat email : [email protected]. Jika ingin melihat produknya, bisa mengunjungi https://balimall.id/pertenunan-putri-ayu, Instagram @tenunputriayu. (Wirnaya/balipost)
Credit: Source link