JawaPos.com – Perum Percetakan Uang RI (Peruri) bersama dengan Perum Percetakan Negara RI (PNRI) memperkenalkan AKHLAK sebagai core values yang baru bagi insan klaster percetakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Utama PNRI Sigit Yanuar Gunarto mengatakan, pihaknya berkomitmen penuh untuk menerapkan AKHLAK sebagai core values setiap insan PNRI. Tujuannya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkarakter dan profesional.
“Harapan kami melalui keseragaman core values ini dapat membuat sumber daya manusia yang berkarakter dan profesional sehingga dapat membawa BUMN Indonesia bersaing di kancah internasional,” ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (10/9).
Sementara, Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya juga berharap bahwa pelaksanaan sosialisasi dan internalisasi ini dapat menjadikan AKHLAK sebagai nilai-nilai yang tertanam dan mengakar sehingga menjadi budaya perusahaan yang mencerminkan tindakan dan perilaku.
“AKHLAK merupakan tata nilai baru yang akan dijadikan pedoman bagi seluruh insan Peruri dalam berperilaku dan menjalankan tugas pekerjaan sehari-hari,” imbuhnya.
Menurutnya, AKHLAK merupakan pembaruan dari tata nilai Peruri sebelumnya yaitu INSTINK yang bertujuan untuk membentuk karakter yang positif demi mewujudkan perusahaan yang lebih baik. “Meski begitu tata nilai baru tidak mengubah makna yang terkandung pada tata nilai perusahaan sebelumnya namun semakin dioptimalisasi melalui nilai-nilai
yang ada di dalamnya,”ucapnya.
Sebagai wujud keseriusan dalam pengimplementasian AKHLAK, jajaran Direksi dan Pimpinan dari Peruri dan PNRI telah menandatangani komitmen bersama untuk selalu menjalankan nilai-nilai tersebut secara konsisten dan berkelanjutan.
Deputi Bidang SDM dan TI Kementerian BUMN, Alex Denni mengatakan bahwa BUMN perlu meningkatkan daya saing globalnya. Namun, hal ini mustahil dilakukan apabila setiap BUMN berdiri dengan core value-nya masing masing. Oleh karena itu, AKHLAK dibentuk guna mensinergikan nilai-nilai yang ada di BUMN.
Alex menambahkan bahwa saat ini dunia berada di era yang disruptif dan sedang mencari keseimbangan baru melalui teknologi. Menurutnya, perusahaan-perusahaan besar global dapat bertahan karena memiliki sistem budaya kerja yang adaptif pada
disrupsi.
“Dalam menghadapi perubahan yang cepat dan disruptif, tidak ada cara lain yang harus ditempuh oleh BUMN selain menjalankan transformasi,” tuturnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link