JawaPos.com–Pesawat TNI AU yang membawa warga negara Indonesia dari Afganistan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (21/8) sekitar pukul 03.09 WIB.
”Alhamdulillah pada dini hari ini (21/8), WNI dari Afganistan telah berhasil kita evakuasi dan baru saja tiba dengan selamat di Jakarta,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti dilansir dari Antara di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (21/8) dini hari.
Kedatangan WNI dari Afganistan itu disambut Menlu Retno Marsudi didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Retno memaparkan, pemerintah membawa pulang 26 WNI termasuk staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Afghanistan. Kemudian lima orang warga negara Filipina dan dua orang warga Afghanistan yang merupakan suami dari WNI dan staf lokal KBRI.
”Selain WNI, dalam misi evakuasi ini ikut juga lima warga negara Filipina yang memang pemerintahnya meminta bantuan untuk ikut diangkut dalam misi evakuasi Indonesia,” ucap Menlu Retno.
Bantuan membawa warga negara asing dalam misi evakuasi, lanjut dia, bukan pertama dilakukan dan merupakan kewajiban kemanusiaan yang harus dilakukan.
Retno Marsudi mengungkapkan, tantangan dalam proses evakuasi WNI dari Kabul, Afganistan, salah satunya izin mendarat pesawat TNI AU yang sempat ditunda karena situasi di negara itu yang tidak kondusif. ”Perubahan yang sangat cepat menggambarkan dinamika di lapangan yang terus berubah. Dengan situasi baru ini berarti kita harus mengurus izin baru lagi,” kata Menlu Retno.
Menlu Retno menjelaskan, sesuai izin sebelumnya pesawat TNI AU mendarat di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afganistan pada 19 Agustus sekitar pukul 04.10 waktu setempat. Namun, mendadak izin mendarat tersebut ditunda dan ditarik kembali karena situasi di lapangan yang tidak kondusif.
Koordinasi intensif kemudian digenjot baik secara internal dan eksternal dari 18 Agustus malam hingga 20 Agustus dini hari, untuk evakuasi hingga mengurus ulang izin mendarat di Bandara Hamid Karzai, Kabul. Tak hanya itu, koordinasi lintas negara juga dilakukan melalui komunikasi langsung Menlu Retno dengan Menlu Turki, Norwegia, Belanda, Amerika Serikat, dan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO.
”Proses ini benar-benar sebuah proses yang tidak mudah dan memerlukan koordinasi yang kuat,” kata Menlu Retno Marsudi.
Setelah melalui koordinasi intensif, akhirnya izin mendarat di Kabul diterbitkan dan tim evakuasi kemudian bersiap berangkat menuju Afganistan pada 20 Agustus pukul 04.10 dan tiba di Kabul pukul 05.17 waktu setempat. Awalnya, pesawat TNI AU hanya berhenti 30 menit di Bandara Hamid Karzai, namun menjadi dua jam karena dinamika lapangan.
Pesawat akhirnya tinggal landas meninggalkan Kabul, Afganistan, sekitar pukul 07.10 waktu setempat dan mendarat di Islamabad, Pakistan pukul 08.11 waktu setempat untuk mengisi bahan bakar. Setelah itu, pesawat TNI AU yang mengangkut 26 WNI tersebut kemudian terbang menuju Indonesia, dengan rute yang sama saat awal berangkat ke Afganistan.
Pesawat TNI AU dengan nomor A-7305 itu sebelumnya berangkat pada Rabu (18/8) pukul 06.00 WIB melalui rute Jakarta–Aceh kemudian Kolombo di Sri Lanka, selanjutnya menuju Karachi–Islamabad di Pakistan hingga Kabul, Afganistan.
”Dalam proses evakuasi ini banyak hal yang harus kami lakukan secara paralel bukan one after another. Oleh karena itu, begitu pesawat take off dari Halim, kami di darat melanjutkan mengurus izin lintas udara dan izin mendarat di Kabul,” ujar Retno.
Menlu Retno menambahkan, operasi evakuasi WNi itu dirancang matang dan penuh kehati-hatian serta lowkey atau dilakukan secara senyap. ”Kehati-hatian dan sifat lowkey ini diperlukan mengingat adanya dinamika lapangan yang sangat tinggi dan situasi yang sangat cair,” terang Retno.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menambahkan evakuasi WNI dari Kabul ke Jakarta tersebut tidak ringan. Sebab banyak permasalahan dan dinamika di lapangan yang dihadapi.
”Namun semua bisa dilaksanakan dengan baik berkat kerja sama antar kementerian dan lembaga sehingga operasi ini bisa berjalan dengan aman dan lancar,” tutur Panglima Hadi Tjahjanto.
Seluruh WNI yang dievakuasi dan anggota tim evakuasi langsung menjalani protokol kesehatan sesuai aturan kedatangan dari luar negeri. Seluruhnya dalam kondisi baik, hanya satu orang diplomat Indonesia yang membutuhkan perawatan medis namun bukan mengidap Covid-19.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Antara
Credit: Source link