Ketua DPD PDIP Aceh
Jakarta, Jurnas.com – Muslahuddin Daud akhirnya dipilih menjadi ketua PPD PDIP Aceh. Ia ditugaskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memimpin partai banteng moncong putih hingga tahun 2024.
“Aceh menjadi puncak konsolidasi. Ibu Megawati Soekarnoputri, dengan kejernihannya di dalam melakukan profiling kader, akhirnya menugaskan Muslahuddin Daud,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Minggu (4/8/2019).
Kata Hasto, Muslahuddin adalah sosok cendekiawan yang visioner. Muslahuddin Daud merupakan mantan konsultan World Bank yang memilih keluar dan menjadi petani di kampung halamannya di Aceh.
“Didasari panggilan nuraninya, sejak beberapa tahun terakhir, Muslahuddin memilih untuk menjadi pejuang kemanusiaan dan membantu para petani Aceh di kampung halamannya,” ujarnya.
Sementara sekretarisnya adalah Yunia Sofiasti, seorang muda yang terjun ke politik dengan basis pengalaman luas sebagai seorang arsitek. Dan Bendaharanya adalah Hamdani, seorang aktivis PMII yang pernah berprofesi sebagai pengusaha kopi.
“Seluruh pimpinan baru DPD PDI Perjuangan tersebut dipilih dengan kewajiban memahami kebudayan Aceh,” imbuh Hasto.
Rakerda Aceh menjadi pemuncak konsolidasi PDIP se-Indonesia menuju kongres V di Bali, 8 Agistus mendatang. Konsolidasi itu berupa evaluasi, sinkronisasi program, dan pergerakan struktural di partai tingkat kabupaten/kota hingga propinsi.
“Kini, partai itu punya struktur baru di 34 propinsi dan 514 kabupaten/kota. Dan Aceh yang terakhir melakukan konferda pada 3 Agustus lalu, menjadi pemuncaknya,” jelas Hasto.
Lebih jauh, ia mengatakan dengan selesainya konsolidasi tersebut, maka PDIP semakin meneguhkan diri sebagai partai yang membumikan demokrasi Pancasila dengan mengedepankan musyawarah. Hal itu bukan berarti meniscayakan kemajuan peradaban dengan munculnya berbagai teknologi baru.
“PDIP justru menerapkan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, perilaku organisasi, kepemimpinan, dan strategi politik dengan Pancasila sebagai panduannya,” jelas Hasto.
Hasto menekankan struktur baru di seluruh Indonesia itu diwujudkan dengan prinsip kaderisasi yang muncul dari bawah. Jadi, kata Hasto, PDIP menjauhkan diri dari langkah pragmatis seperti membajak kader partai lain.
“Sebab berpolitik itu adalah investasi kehidupan bagi bangsa dan negara. Karena itulah harus dilakukan dengan cara baik-baik. Sebab tidak ada jalan pintas dalam politik,” ujarnya.
“Kami percaya bahwa demokrasi Pancasila yang dijalankan dengan musyawarah, gotong royong, dan digelorakan oleh rasa cinta pada tanah air, adalah jalan demokrasi terbaik yang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia,” tukasnya.
Apapun itu, Hasto memastikan Kongres V PDIP sudah siap untuk dilaksanakan. Dan melalui kongres itu, PDIP menegaskan komitmennya sebagai Partai Pelopor dengan mengedepankan aspek ideologi, disiplin, moralitas, dan etika kader.
TAGS : Petani dan Mantan Konsultan World Bank DPD PDIP Aceh
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/57037/Petani-dan-Mantan-Konsultan-World-Bank-Pimpin-DPD-PDIP-Aceh/