Aung Sang Suu Kyi (Foto:Getty Images)
Jakarta – Lebih dari 400.000 orang menyerukan agar hadiah nobel perdamaiannya yang diterimah Aung Sang Suu Kyi dilucuti. Hal itu lantaran berpangku tangan terhadap krisis etnis Rohingya.
Pada 1991, Pemimpin Partai Nasional Burma untuk Demokrasi digenjot penghargaan bergengsi, atas perjuangannya dalam memajukan demokrasi di negaranya tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan junta militer
Namun, penghargaan itu terancam lenyap, lantaran vakum menanggapi konflik Myanmar. Kini, lebih dari 405.000 orang menandatangani petisi di Change.org menuntut Komite Nobel mencopot penghargaan Suu Kyi, yang gagal melindungi populasi Rohingya dari Birma.
“Sampai detik ini, penguasa de facto Myanmar (Burma) Aung San Suu Kyi sama sekali tidak melakukan apapun untuk menghentikan kekerasan terhadap kemanusiaan di negaranya,“ pesan petisi tersebut, dikutip dari Independent, Senin (11/9)
Meski begitu, Komite Nobel Norwegia mengatakan, tidak akan membatalkan penghargaan tersebut. Baik pencetus penghargaan, Alfred Nobel, maupun pihak Nobel Foundation membuat peraturan yang tidak memungkinkan mencabut hadiah itu dari para pemenangnya.
Ribuan rumah dan puluhan desalenyap terbakar habis di negara bagian Rakhine ulah pembataian Militer Myanmar, memaksa hampir 300.000 orang dalam waktu dua minggun mencari suaka ke Negeri Tak Bertuan, Bangladesh.
Suu Kyi juga menyebut kerasan tersebut menyusul serangan para teroris. Ia menolak krisis Rohingya sebagai kampanye yang salah informasi. Justru. ia berusaha melindungi setiap warga di negaranya.
TAGS : Myanmar Rohingya Bangladesh Petisi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/21592/Petisi-Cabut-Nobel-Aung-Sang-Suu-Kyi-Tak-Akan-Mempan/