Ilustrasi koran (Foto: Eye Radio)
New York – Pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh tabloid ternama NY Daily Times kepada separuh editornya pada Selasa (24/7) kemarin bukan kabar yang mengejutkan, di tengah persaingan media online dewasa ini.
Beberapa pengamat mengatakan, kejadian yang menimpa tabloid peraih Pulitzer itu seolah menjadi penegas bahwa era cetak sudah mulai redup, berganti dengan era baru yakni media dalam jaringan alias daring.
Direktur Berita asal City University of New York, Graduate School of Journalism, Jere Hester mengatakan, semakin hari jumlah repoter media cetak semakin menurun. Padahal mereka berperan penting untuk menangkap peristiwa yang terjadi di jalanan.
“Setiap kali kami kehilangan seorang reporter yang meliput lingkungan atau Balai Kota, kota ini merasa kehilangan. Intinya, ketika Anda tidak memiliki wartawan di luar sana yang melakukan pekerjaan kasar di jalan, cerita akan hilang,” terang mantan staf Daily News tersebut.
Dilansir dari Associated Press, selama bertahun-tahun media cetak kerap terkendala oleh besarnya modal yang harus dikeluarkan perusahaan. Menurut Pew Research Center, diperkirakan sirkulasi surat kabar Amerika Serikat (AS), cetak dan digital gabungan, jatuh 11 persen menjadi 31 juta pada 2017.
“Kami melihat tekanan yang snagat stabil, gelombang demi gelombang PHK, yang berarti lebih sedikit jurnalisme,” kata analis bisnis media di Poynter Institute.
“Kami mulai memiliki banyak tempat yang dideskripsikan sebagai gurun berita,” imbuhnya.
Di AS, tren meninggalkan media cetak sudah dimulai sejak satu dekade lalu. Ketika itu, dealer mobil, perusahaan real estate, dan bisnis lainnya beralih ke iklan online, alih-alih membayar iklan baris di koran.
Alasannya, dari beberapa penelitian menyebutkan para konsumen lebih sering menghabiskan waktu mereka di belakang layar gadget dan bermain sosial media, ketimbang membaca koran atau tabloid.
Seiring waktu, surat kabar pun kehilangan dua pertiga dari pendapatan mereka, yang berujung pada pemangkasan para pekerja kuli tinta. Demikian penuturan Dekan Asosiasi Senior dari Sekolah Jurnalisme Medu Northwestern Tim Franklin.
Dia menambahkan, dulu Los Angeles Times pernah memiliki 1.200 wartawan dan lebih dari 25 biro asing. Namun sekarang, hanya ada sekitar 400 wartawan dengan biro asing yang sudah mulai berkurang jauh dari sebelumnya.
TAGS : NY Daily Times Jurnalistik Koran Media Cetak
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/38278/PHK-Editor-NY-Daily-Times-Lonceng-Kematian-Media-Cetak/