Fenomena topan akibat perubahan iklim
Suva – Perdana Menteri Fiji Frank Bainimarama mengirimkan ultimatum kepada dunia internasional, supaya bergerak cepat menyikapi perubahan iklim yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.
Bila tidak, kata Frank, maka negara-negara lainnya juga akan bernasib sama dengan Fiji, yang kini disebut memasuki era baru yang menakutkan, dan cuaca ekstrim yang datang terus menerus.
Dilansir dari BBC, pada 2016 silam, angin topan memporak-porandakan Fiji. 44 orang tewas, dan sepertiga produksi perekonomian di negara kecil itu lumpuh.
Dan yang baru-baru ini terjadi ialah Topan Josie. Empat orang tewas dalam banjir besar yang ditimbulkan oleh topan mematikan tersebut menurut Reuters.
“Kami sekarang berada dalam tingkat ancaman yang hampir konstan dari peristiwa ekstrim ini,” kata Frank pada Selasa (3/4). Dia menyebut badai siklon itu menjadi kian parah akibat perubahan iklim.
“Kami perlu menyampaikan pesan itu dengan keras dan jelas ke seluruh dunia, tentang kebutuhan mutlak untuk menghadapi krisis ini. Sebagai sebuah bangsa, kami mulai mambangun ketahanan kami dalam menghadapi era baru yang menakutkan,” tegasnya.
Seperti diketahui, iklim di Bumi terus berubah seiring waktu. Ilmuwan menemukan, pemanasan yang terjadi di Bumi lebih cepat dari yang diprediksi sebelumnya.
Jika fenomena alam ini dibiarkan saja, maka akan mendorong kelangkaan air tawar, memengaruhi produksi pangan, dan meningkatkan kematian akibat banjir, gelombang panas, dan kekeringan.
Ilmuwan memprediksi, perubahan iklim juga bakal meningkatkan frekuensi kejadian cuaca ekstrim.
TAGS : Fiji Perubahan Iklim Pemanasan Global Frank Bainimarama
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/31729/PM-Fiji-Kirim-Ultimatum-Soal-Perubahan-Iklim/