Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, saat menghadiri peringatan Asyura, di Beirut, Lebanon, 10 September 2019. (Foto: Reuters)
Beirut, Jurnas.com – Pengunjuk rasa dan polisi terluka dalam bentrokan yang terjadi di ibu kota Lebanon ketika demonstran terus menuntut perubahan dalam pemerintahan.
Sekelompok besar pengunjuk rasa berusaha berbaris ke parlemen Sabtu di mana pembicaraan tentang pembentukan pemerintah baru akan dimulai Senin.
Namun pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk memblokir para demonstran yang berusaha menyeberang hambatan setelah mereka berkumpul di Martyrs Square.
Para pengunjuk rasa kemudian melempari polisi dengan batu, dan bentrokan berlanjut hingga larut malam. Dilaporkan belasan luka-luka, termasuk pihak sipil mau pun polisi.
Polisi mengatakan 20 petugas dibawa ke rumah sakit dan yang lainnya dirawat di tempat kejadian. Unit Pertahanan Sipil Lebanon mengatakan lebih dari 50 pengunjuk rasa dirawat dan 36 terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Pasukan keamanan telah mengambil tindakan sejak 17 Oktober ketika protes anti-pemerintah dimulai.
Lebanon telah diguncang oleh protes massa dalam beberapa bulan terakhir sebagai protes terhadap rencana kenaikan pajak. Aksi dengan cepat berubah menjadi demonstrasi yang lebih luas.
Kerusuhan memaksa Perdana Menteri Saad Hariri untuk mengundurkan diri pada 29 Oktober, tanpa ada kemajuan dalam mencapai kesepakatan tentang pemerintahan baru.
*Davut Demircan (Anadolu Agency)
TAGS : Aksi Massa Bentrokan Demonstan Parlemen Lebanon
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/64039/-Polisi-dan-Demonstran-Bentrok-di-Lebanon/