Seminar menyiapkan dosen masa depan di Jakarta, Kamis (19/4)
Jakarta – Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Ali Ghufron Mukti menjelaskan, alasan dosen asing tertarik datang ke Indonesia karena adanya potensi keilmuan yang melimpah.
Indonesia, kata Ghufron, memiliki potensi keilmuan yang jarang ditemui di negara lain, dan bisa dikembangkan menjadi pengetahuan baru. Salah satu contohnya penyakit difteri, yang beberapa waktu lalu sempat menggemparkan publik.
“Indonesia ini sangat kaya sumer daya. Banyak sekali potensi keilmuan yang kalau mereka datang, seperti masuk ke dalam hutan. Perlu eksplorasi dan memiliki potensi pengembangan pengetahuan baru,” ujar Ghufron kepada awak media, dalam ‘Seminar: Menyiapkan Dosen Masa Depan’, Kamis (20/4) di Jakarta.
“Di Indonesia ada malaria, dan kita punya satu penyakit yang sudah kuno, difteri. Di negara maju itu hampir sudah tidak ada. Kalau mereka mau mempelajarinya ya di tempat kita,” lanjutnya.
Potensi lainnya yakni laut. Indonesia memiliki aneka biota laut yang tak dijumpai di berbagai belahan dunia. Sehingga, hal ini menjadi ladang untuk membuat penemuan atau mengembangkan keilmuan yang sudah ada.
“Dari situ, ilmuwan yang ingin mengembangkan ilmunya pasti sangat tertarik. Ini contoh saja,” kata Ghufron.
Sementara dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Paramadina Prof. Firmanzah, PhD mengatakan masih menunggu skema yang akan dipakai pemerintah untuk mendatangkan dosen asing.
Menurutnya ada dua kemungkinan, bisa visiting professor atau dosen tetap. Bila nantinya memakai skema dosen tetap, sistemnya harus clear, apakah nantinya punya kewajiban yang sama dengan dosen lokal, terutama di bidang pengabdian masyarakat.
“Kalau visiting professor rasanya lebih fleksibel dan bisa lebih terarah. Karena visiting professor itu lebih tematik,” kata Firmanzah.
TAGS : Pendidikan Dosen Asing Kemristekdikti Ali Ghufron
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/32835/Potensi-Indonesia-Jadi-Alasan-Kedatangan-Dosen-Asing/