JawaPos.com – Produksi perikanan tangkap di pelabuhan perikanan menunjukkan tren positif di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Aktivitas di pelabuhan perikanan tetap berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat. Aktivitas para nelayan itu untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dari sektor kelautan dan perikanan.
Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini mengatakan, pelabuhan perikanan menjadi titik penting untuk menunjang sektor pangan. Produk perikanan menjadi salah satu bahan pangan berprotein tinggi untuk menjaga dan memperkuat daya tahan tubuh masyarakat.
“Meskipun PPKM darurat di Jawa-Bali, seluruh pelabuhan perikanan di Indonesia kita terus imbau agar tetap melaksanakan protokol kesehatan. Tidak hanya untuk para pelaku usaha dan nelayan, juga untuk menjaga higienitas produk perikanan hasil tangkapan nelayan,” ujar Muhammad Zaini kepada wartawan, Minggu (11/7).
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta menjadi pelabuhan perikanan di ibu kota yang menunjukkan tren peningkatan produksi perikanan tangkap. Pada Semester I-2021, total produksinya mencapai 85.943 ton atau senilai Rp 1,782 triliun.
“Di sini kapal perikanan skala industri mendominasi dengan ikan tangkapan untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Produk unggulannya antara lain cumi-cumi, ikan tuna, ikan layang dan ikan cakalang,” kata Bagus Oktori Sutrisno selaku kepala PPS Nizam Zachman Jakarta.
Situasi serupa juga terlihat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Di sana geliat perekonomian terus berjalan. Ikan yang dominan didaratkan adalah ikan kurisi, kuniran, kapas-kapas, kakap merah, kerapu, manyung, swanggi, dan cumi-cumi. Per hari jumlah kapal yang melakukan pembongkaran ikan mencapai 50 unit dengan rata-rata 100-150 ton ikan.
Credit: Source link