JawaPos.com – Semenjak PPKM turun level, pemerintah melonggarkan sejumlah bentuk kegiatan masyarakat. Komunitas-komunitas kembali beraktivitas secara offline. Padahal pandemi belum berakhir.
Salah satu aktivitas masyarakat di tengah pandemi ketika PPKM turun level adalah nongkrong. Nah, bagaimana mengantisipasi kegiatan nongkrong ini tidak menimbulkan risiko tertular Covid-19?
Berikut beberapa tips dari mengurangi risiko nongkrong berdasar diskusi antara Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo dan Journalist Weekend Rider.
Ahmad Sabran, anggota komunitas Journalist Weekend Rider, menuturkan bahwa semenjak pemerintah mulai mengumumkan pelonggaran PPKM, banyak komunitas mulai rutin bertemu secara offline. Tidak bisa dipungkiri bagi sebagian orang, nongkrong menjadi bentuk aktualisasi diri. Kini nongkrong pada masa pandemi berbeda konsep.
Selain menerapkan protokol kesehatan, nongkrong bareng juga harus memberikan kenyamanan baik diri sendiri maupun orang lain. Salah satu contohnya mengurangi kebiasaan merokok. “Untuk bisa berhenti merokok bukanlah hal yang mudah. Sebab, ada ‘rasa nyaman’ yang diberikan oleh nikotin yang ada dalam rokok,” ujar Sabran dalam acara nongkrong virtual KABAR dan Journalist Weekend Rider pada Rabu (6/10).
Sabran berpendapat, untuk menggantikan rasa nyaman dari nikotin bisa menggunakan produk tembakau alternatif. Seperti rokok yang minim asap dan bau. “Tapi harus disadari itumasih mengandung nikotin,” ujar Sabran yang juga jurnalis Warta Kota itu.
Credit: Source link