Bendera Uni Emirat Arab (AS) dan Israel berkibar di Netanya, Israel, 17 Agustus 2020. (Foto Nir Elias/Reuters)
Yerusalem, Jurnas.com – Presiden Israel, Reuven Rivlin mengundang pemimpin de facto Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan untuk mengunjungi Yerusalem.
Dilansir dari Reuters, Rivlin memuji peran Sheikh Nahyan dalam mencapai kesepakatan mulia dan berani untuk menormalkan hubungan antara Israel dan UEA. Pada Kamis (13/8), kedua negara resmi menjalin hubungan formal di bawah kesepakatan yang disponsori Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan UEA dan Israel itu dapat mengubah politik Timur Tengah mulai dari isu Palestina hingga cara menghadapi Iran, musuh bersama Israel dan negara-negara Teluk Arab. Kesepakatan itu memicu kemarahan di sebagian besar dunia Arab dan Iran tapi disambut diam di Teluk.
“Di hari-hari yang menentukan ini, kepemimpinan diukur dengan keberanian dan kemampuannya untuk menjadi terobosan dan berpandangan jauh ke depan,” tulis Rivlin dalam sebuah surat kepada Sheikh Nahyan, putra mahkota Abu Dhabi.
“Saya yakin generasi mendatang akan menghargai cara Anda, para pemimpin yang berani dan bijak, telah memulai kembali wacana tentang perdamaian, kepercayaan, dialog antara masyarakat dan agama, kerja sama, dan masa depan yang menjanjikan,” tulis Rivlin.
“Atas nama orang Israel dan (saya) secara pribadi, saya menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan undangan kepada Yang Mulia untuk mengunjungi Israel dan Yerusalem dan menjadi tamu kehormatan kami,” kata tambahnya.
Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai pengkhianatan negara Arab yang telah lama mereka harapkan untuk mendapatkan dukungan dalam mendirikan negara di Gaza, Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki, tanah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
“Saya berharap langkah ini akan membantu membangun dan memperkuat kepercayaan antara kita dan masyarakat di wilayah ini, sebuah kepercayaan yang akan mendorong pemahaman di antara kita semua,” lanjut surat Rivlin.
“Kepercayaan seperti itu, seperti yang ditunjukkan dalam tindakan mulia dan berani, akan memajukan kawasan kita, membawa kesejahteraan ekonomi, serta memberikan kemakmuran dan stabilitas bagi rakyat Timur Tengah secara keseluruhan,” sambungnya.
Pejabat Organisasi Pembebasan Palestina, Wassel Abu Youssef mengutuk undangan Rivlin. Ia mengatakan kunjungan pejabat Arab ke Yerusalem melalui gerbang normalisasi tidak dapat diterima.
Kunjungan Arab tingkat atas seperti itu dapat menjadi ledakan politik mengingat status Yerusalem yang disengketakan secara internasional.
Israel merebut bagian timur kota itu pada tahun 1967 dan mencaploknya dalam suatu tindakan yang belum mendapat pengakuan dunia. Ia menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya. Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara yang mereka incar.
TAGS : Uni Emirat Arab Israel Reuven Rivlin Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/77229/Presiden-Israel-Ajak-Pemimpin-De-Facto-UEA-ke-Yerusalem/