Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Jakarta, Jurnas.com – Presiden Joko Widodo menyayangkan adanya pemberitaan yang menyebutkan terjadi defisit pangan nasional di tengah pandemi corona baru (COVID-19). Pasalnya, secara nasional produksi pangan surplus.
“Ramainya di media mengenai defisit pangan kita, bahwa yang dibicarakan itu adalah defisit pangan di provinsi, defisit di wilayah. Itu bisa ditutup dari surplus di provinsi lain,” kata Jokowi dalam Rapat terbatas melalui video conference, Selasa (5/5).
Tentang hal ini, Jokowi pun sangat mengapresiasi kerja keras Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang terus meningkatkan produksi dan membantu petani di tengah pandemi COVID-19.
“Jadi jangan ditulis-tulis Menteri Pertanian bohong. Nanti repot Pak Menteri Pertanian. Lha, kita bicara bukan defisit pangan nasional kok, tapi provinsi,” ujar Jokowi.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kementan terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan khususnya pada sebelas komoditas bahan pokok.
Bahkan tahun ini, sebagian besar provinsi mengalami surplus produksi.
“Untuk itu, Kementan mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Salah satunya dengan mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit. Saat ini, setidaknya ada 28 provinsi dalam kondisi terkendali,” ujar Syahrul.
“Provinsi lainnya yakni Kalimantan Utara dan Maluku tentu perlu mendapat perhatian lebih,” tegas Syahrul.
Perkiraan ketersediaan pangan nasional berdasarkan perkiraan produksi yang dirilis BPS, terdapat surplus beras hingga Juni 2020, yaitu 6,4 juta ton, jagung surplus 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton, gula pasir sebanyak 1,07 juta ton, dan minyak goreng surplus 5,7 juta ton.
Sementara, komoditas lainnya, yakni bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam juga diperkirakan surplus.
Untuk komoditas beras, stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton, yang ada di Bulog 1,4 jt ton, di penggilingan 1,2 jt ton, di pedagang 754 ribu ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton. Ini belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan horeka.
Menukil Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasioanl (PIHPS) per Selasa (5/5) malam, sejumlah harga kebutuhan pokok sudah turun. Namun, beberapa di antaranya masih mengalami lonjakan, seperti bawang merah ukuran sedang Rp42.200 dan cabai merah besar Rp32.950.
TAGS : Joko Widodo Syahrul Yasin Limpo Surplus Pangan Nasional Defisit Pangan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin