Presiden PSG dan Catatan Skandal IAAF

by

in
Presiden PSG dan Catatan Skandal IAAF

Presiden Paris Saint-Germain Nasser al-Khelaifi (Foto: Independent)

Jenewa, Jurnas.com – Presiden klub raksasa Prancis Paris Saint-Germain (PSG) Nasser al-Khelaifi merupakan pejabat olahraga terbaru, yang terlibat dalam penyelidikan kasus korupsi.

Jaksa penuntut di Prancis sebelumnya telah mendakwa Al-Khelaifi, terlibat dalam “korupsi aktif.” Pengadilan menyebut pemilik saluran televisi BeIN Sports itu diduga membantu Doha memenangkan hak penyelenggaraan untuk Kejuaraan Dunia Atletik.

IAAF, lembaga atletik dunia yang bermarkas di Monako, berkali-kali telah menerima penyuapan, pemerasan dan doping sistematis.

Kasus yang menghebohkan sebelumnya ialah pengungkapan doping Rusia yang didukung negara pada Olimpiade Sochi 2014.

Adapun pembelian suara yang dicurigai dalam kontes tuan rumah Olimpiade juga merupakan bagian dari investigasi yang sedang berlangsung di Perancis.

Berikut ini catatan investigasi Perancis yang melibatkan IAAF, dilansir dari Associated Press:

1. Kasus Doping Pelari Rusia

Pelari Rusia Liliya Shobukhova memenangkan tiga Maraton Chicago berturut-turut dari 2009 hingga 2011, dan juga menang di London.

Dia diketahui membayar sejumlah uang hadiah kepada pejabat atletik, untuk memastikan dopingnya tetap tersembunyi.

Pada 2014, ketika dia akhirnya dilarang, dia beralih menjadi pelapor. Tapi jaringan Jerman ARD malah menuduhnya menerima pengembalian uang 300.000 euro (US$ 336.000) karena kecurangannya terungkap.

Pembayaran itu berasal dari akun Singapura, yang ditautkan dengan Papa Massata Diack. Ayahnya, Lamine Diack, adalah presiden IAAF selama 16 tahun dan salah satu anggota Komite Olimpiade Internasional Afrika yang paling berpengaruh.

2. Kasus Pemerasan Atlet

Pada November 2015, laporan pertama dari tim WADA mengungkapkan pengaturan doping di lintasan dan lapangan Rusia, dan ada keterlibatan IAAF dalam kasus ini.

Bendahara IAAF dan kepala federasi atletik Rusia, Valentin Balakhnichev, dituduh memeras atlet dengan ancaman larangan doping.

Rusia telah “menyabotase” Olimpiade London 2012 dengan mengirim atlet yang seharusnya dilarang, tulis tim investigasi, termasuk profesor hukum Kanada Richard McLaren.

Reputasi Lamine Diack hancur beberapa bulan setelah pensiun. IOC mengakhiri keanggotaan kehormatannya.

Jaksa penuntut Prancis menempatkan Diack di bawah investigasi formal untuk korupsi dan pencucian uang. Warga Senegal berusia 85 tahun itu saat ini sedang dalam tahanan rumah, dan didakwa minggu ini.

Laporan WADA mengungkap peran kunci Grigory Rodchenkov, direktur laboratorium penguji obat-obatan di Moskow dan Sochi, dalam konspirasi.

3. Suap Olimpiade Brasil

Frank Fredericks merupakan salah satu pria tercepat di dunia pada 1990-an. Atlet asal Namibia itu akhirnya memenangkan medali perak di Olimpiade untuk kelas 100 dan 200 meter.

Pada Oktober 2009, Fredericks menjadi anggota IOC ketika Rio de Janeiro terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2016. Sebelumnya tawaran dari Presiden Barack Obama untuk menjadikan Chicago sebagai tuan rumah, dan Oprah Winfrey di Denmark ditolak Fredericks.

Hari itu, Fredericks malah menerima pembayaran sebesar US$300.000, yang diduga dari seorang pengusaha Brasil melalui Papa Massata Diack. Fredericks didakwa pada November 2017 oleh jaksa penuntut Prancis yang mencurigai plot pembelian suara.

Kepala penyelenggara Olimpiade Rio, Carlos Nuzman, ditangkap oleh otoritas Brasil yang menangani kasus ini dengan Perancis.

“Pertandingan Olimpiade digunakan sebagai trampolin besar untuk tindakan korupsi,” kata jaksa federal Fabiana Schneider saat itu.

4. Dugaan Suap Olimpiade Tokyo 2020

Tokyo juga kalah dari Rio pada 2009, tapi empat tahun kemudian memenangkan kontes penawaran Olimpiade Musim Panas 2020.

Saat ini Tokyo ternoda oleh asosiasi dengan keluarga Diack. Pada Januari lalu, jaksa penuntut Perancis mengeluarkan tuduhan korupsi terhadap pejabat Olimpiade Jepang, Tsunekazu Takeda.

Takeda mengakui menyetujui pembayaran US$2 juta dari penawaran ke Black Tidings sebelum pemungutan suara Olimpiade 2020. Dia membantah melakukan kesalahan, namun kemudian ia mengundurkan diri, dan kehilangan keanggotaan IOC-nya.

TAGS : Skandal IAAF Presiden PSG Nasser al-Khelaifi

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/53264/Presiden-PSG-dan-Catatan-Skandal-IAAF/