Presiden Sebut Model Inclusive Closed Loop Perlu Diperbanyak

JawaPos.com – Sektor pertanian menjadi sektor yang relatif masih tumbuh stabil pada saat sektor lain mengalami kontraksi. Pemerintah dan para pelaku usaha terus bersinergi untuk menerapkan model kemitraan inclusive closed loop terhadap komoditas-komoditas unggulan.

Inclusive closed loop merupakan rantai kemitraan yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, dan off taker. Inisiatif tersebut diterapkan pada pertanian cabai di Garut, Jawa Barat (Jabar). Industri minyak sawit juga terus diperbarui dengan sistem tersebut agar produktivitas meningkat. Demikian juga nilai tambahnya bagi petani.

Inclusive closed loop perlu direplikasi dan diperbanyak ke daerah-daerah lainnya,” ujar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Jakarta Food Security Summit (JFSS) pada Kamis (19/11).

Pemerintah berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif tersebut dapat menjadikan sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru. Tak hanya itu, inisiatif tersebut juga dapat membuka lebih banyak lapangan kerja yang menjadi sumber kesejahteraan masyarakat.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menyatakan bahwa pandemi Covid-19 memukul perekonomian global. Juga, memicu resesi di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Dampak paling nyata dari resesi ekonomi adalah meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan.

Terkait dengan hal itu, Rosan menilai bahwa sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan dapat diandalkan. Bukan hanya untuk merangsang pemulihan perekonomian nasional, melainkan juga untuk menumbuhkannya.

“Pertanian, perikanan, peternakan, dan pengolahan, jika bisa terintegrasi dari hulu ke hilir, akan banyak menyumbang perekonomian nasional. Terutama soal ketahanan pangan,” terangnya.

Menurut Rosan, sektor pertanian perlu terus dikembangkan karena masih bertumbuh positif di saat sektor lain justru mengalami kontraksi. Kebijakan dan kemitraan yang berpihak kepada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan perlu terus didukung.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agrobisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky O. Widjaja menyatakan bahwa beberapa negara di Asia Tenggara sukses di bidang pertanian. Vietnam mampu menjadi produsen beras nomor satu di dunia. Thailand juga mampu menjadi produsen beras nomor dua di dunia serta produsen sejumlah produk hortikultura. Malaysia juga mampu mengembangkan durian lokalnya.

Indonesia, menurut Franky, sejauh ini sukses mengembangkan kelapa sawit dan menjadi produsen utama komoditas itu di dunia. Agar kesuksesan tersebut bisa direplikasi untuk komoditas lainnya, sedikitnya ada lima kunci untuk sukses. Salah satunya adalah menciptakan ekosistem dan model bisnis yang kondusif melalui inclusive closed loop.

Kunci yang lain adalah kerja sama berbagai pihak (public private partnership) dengan koperasi petani. “Contoh Rabo Bank. Itu koperasi sukses di Eropa yang awalnya adalah koperasi petani,” bebernya.

Franky menambahkan bahwa komoditas pangan menghadapi berbagai persoalan. Di antaranya, lahan, benih, pupuk, irigasi, pembiayaan, pemasaran, serta sarana dan prasarana pertanian. Namun, inclusive closed loop bisa menjadi solusi. Sebab, skema kemitraan itu saling menguntungkan dari hulu ke hilir. Maka, keberlanjutan produksi tetap terjaga.

 


Credit: Source link