Beji Caid Essebsi (Foto: AFP)
Tunis, Jurnas.com – Presiden tertua di dunia, Beji Caid Essebsi, meninggal dunia di usia 92 tahun, pada Kamis (25/7).
Pria yang menjabat sebagai Presiden Tunisia tersebut berkuasa selama lima tahun terakhir. Dia naik tahta tiga tahun setelah pemberontakan Arab Spring yang menjatuhkan Zine El Abidine Ben Ali.
Dikutip dari AFP, Beji Caid Essebsi sebelumnya dirawat di rumah sakit karena sakit parah pada akhir Juni. Namun dia kembali ke perawatan intensif pada Kamis.
“Segala sesuatunya tidak berjalan baik,” kata putranya, Hafedh Caid Essebsi.
Sementara Kanselir Jerman, Angela Merkel dalam pernyataannya menyebut Essebsi sebagai sosok pemberani, untuk mengawal Tunisia ke jalur demokrasi.
Tunisia sudah siap kehilangan Essebsi, pasca politisi dan pengguna media sosial menyerukan transparansi kesehatan sang presiden, guna menghindari kekosongan kekuasaan.
Konstitusi akhirnya menentapkan dua langkah jika terjadi kekosongan, yakni, pertama perdana menteri mengambil alih tanggung jawab presiden dalam jangka waktu tidak lebih dari 60 hari.
Jika memang diperlukan lebih lama, maka parlemen akan menugaskan perdana menteri untuk berperan sebagai presiden hingga 90 hari.
Sedangkan opsi kedua ialah, keputusan harus diambil oleh pengadilan konstitusi, setelah memvalidasi ketidakmampuan presiden.
Opsi kedua nampaknya tidak berjalan. Pasalnya, delapan tahun sejak Arab Spring, Tunisia belum membentuk pengadilan konstitusi.
TAGS : Presiden Tertua Beji Caid Essebsi Tunisia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/56477/Presiden-Tertua-di-Dunia-Akhirnya-Tutup-Usia/