DENPASAR, BALIPOST.com – Eksotisme wastra nusantara dihadirkan virtual dalam sebuah gelaran fashion, Sabtu (27/3). Desainer kenamaan Indonesia, Samuel Wattimena, menghadirkan rancangannya yang ditonton sejumlah undangan di Korea Selatan maupun Indonesia lewat aplikasi Zoom dan YouTube KBRI Seoul itu.
Duta Besar RI di Korea Selatan, Umar Hadi, menginisiasi fashion show yang menghadirkan pembicara utama Megawati Soekarnoputri, untuk mempromosikan kolaborasi ekonomi kreatif antara Indonesia dengan Korsel. Ia mengaku ini merupakan proyek untuk memenuhi hasratnya dalam mempererat hubungan kedua negara.
Ia menyebut Korsel saat ini memiliki kekuatan super global dengan mengekspor produk ekonomi kreatifnya dan menghasilkan uang dari produk budayanya. Indonesia juga memiliki kekuatan super yang potensial karena memiliki dua aset utama itu, keanekaragaman budaya dan energi dari setiap pulau di Indonesia.
“Saya yakin kolaborasi antara Korea Selatan dan Indonesia akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi promosi ekonomi kreatif di tingkat global. Hal itu akan menciptakan lebih banyak pekerjaan, bagi talenta muda di dua negara ini, dan ini akan membuka peluang baru untuk penciptaan lapangan usaha mikro, kecil dan menengah di banyak kota dan desa di dua negara kita,” ujarnya.
Menurutnya, kolaborasi ini juga berkontribusi pada kemitraan strategis khusus antara Korsel dan Indonesia. Terlebih di 2021 ini ditetapkan sebagai tahun ekonomi kreatif internasional untuk pembangunan berkelanjutan.
Pembicara utama, Megawati menyatakan berbicara tentang fashion Indonesia berkaitan dengan wastra. Wastra nusantara tertulis dalam sebuah sejarah yang sangat panjang.
Wastra Indonesia adalah kain tradisional yang sarat akan budaya nusantara. Setiap helai benang dan bubuhan motifnya adalah karya yang memiliki ciri khas, symbol, warna, ukuran hingga material yang digunakan dari hulu hingga hilir.
Wastra adalah kekayaan nusantara yang tersebar dengan keindahan dan karakteristik berbeda-beda. Sentuhan warna dalam karya wastra dipengaruhi oleh kultur sosial masyarakat, seperti sistem pengetahuan, budaya, lingkungan, kebudayaan dan strata sosial.
Pada zaman terdahulu, banyak saudagar dari China, India, Eropa mempengaruhi perkembangan wastra nusantara. Namun Indonesia memiliki teknik wastra terlengkap di dunia dan nenek moyang berhasil membuat menjadi identitas nusantara seperti batik, songket, sulam, ikat, tapis, dan lainnya.
Di samping itu, sub sektor fashion berkontribusi pada PDB Indonesia sektor ekonomi kreatif mencapai 41,4 persen, lebih tinggi dari kuliner atau kriya yang berkontribusi di bawah 20 persen. “Hal itu, bagi saya sama membahagiakannya saat mengetahui Indonesia negara ketiga setelah AS dan Korsel yang kontribusi ekonomi kreatifnya besar bagi perekonomian nasional,” imbuhnya.
Sektor ekonomi kreatif yang dulu secara ekonomi memiliki arti kecil dan bersifat sampingan, saat ini telah berubah menunjukkan potensinya. Menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh dan mampu menjadi salah satu penyangga perekonomian nasional.
Pemerintah Indonesia saat ini juga terus menggenjot industri ekonomi kreatif untuk berkembang dengan memberikan berbagai kemudahan bagi para perajin dan pelaku UMKM. (Citta Maya/balipost)
Credit: Source link