JAKARTA, KRJOGJA.com – Industri Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Sebagai sarana investasi dan lindung nilai, sektor ini tetap mengalami pertumbuhan meskipun ekonomi nasional dan global mengalami kontraksi karena Covid-19. Namun demikian, industri ini memerlukan edukasi sehingga masyarakat memahami dengan baik.
F Wishnubroto, Ketua Asosiasi Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (ASPEBTINDO) mengatakan “Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) memerlukan edukasi dan literasi secara berkelanjutan. Hal ini karena Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, namun masih banyak masyarakat yang belum memahami dengan baik investasi ini. Dalam pelaksanaannya, edukasi dan literasi harus dilakukan tepat sasaran, karena PBK sebagai salah satu sarana investasi mempunyai faktor risiko yang besar dan perlu pemahaman yang baik dari para pelaku usaha dan masyarakat. Perlu dilakukan kolaborasi antar semua pemangku kepentingan di PBK, untuk dapat memberikan edukasi dan literasi terkait PBK ini kepada masyarakat”.
Terkait edukasi dan literasi di Perdagangan Berjangka Komoditi, Fajar Wibhiyadi, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengatakan, “Sebagai salah satu Self Regulatory Oraganization (SRO) di Perdagangan Berjangka Komoditi, tentu sudah menjadi kewajiban kami untuk melakukan edukasi dan literasi kepada masyarakat terkait Perdagangan Berjangka Komoditi. Kami melihat, pemahaman masyarakat terkait industri ini masih belum maksimal, dan tentunya ini merupakan tantangan besar kedepan. Untuk itu, KBI senantiasa mengajak semua pemangku kepentingan untuk melakukan kerjasama dan kolaborasi dalam memberikan edukasi dan literasi terkait Perdagangan Berjangka Komoditi ini kepada masyarakat.”
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi serta Pasar Fisik Komoditas di Bursa Berjangka Jakarta.
Credit: Source link