Bendera Israel berkibar di depan Kubah masjid Shakhrah dan kota Yerusalem (AFP/Thomas Coex)
Moskow – Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik kesepakatan rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas yang dimediasi Mesir di Kairo pada 12 Oktober lalu.
Dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi di Kairo, Putin mengatakan, “Rusia mendukung keputusan yang menyatukan rakyat Palestina.”
“Keputusan yang mendahului perundingan itu sia-sia, provokatif dan mengguncang wilayah tersebut,” katanya mengacu pada pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besar Amerika dari Tel Aviv ke Kota Suci.
Presiden Rusia tersebut mengatakan bahwa negaranya juga mendukung melanjutkan pembicaraan antara Otoritas Palestina dan pemerintah Israel, dan membahas semua masalah yang diperselisihkan, termasuk status kota Yerusalem.
Selain itu, ia juga menyerukan untuk melaksanakan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengenai masalah Palestina.
Untuk diketahui, konflik antara Fatah dan Hamas disebabkan hasil pemilihan umum pada 2006 yang dimenangkan Hamas dan menjadi pijakannya untuk menguasai Gaza. Sejak saat itu, pemerintahan Palestina terbelah duaantara Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang dikontrol Fatah.
Beberapa upaya rekonsiliasi sempat dilakukan untuk mendamaikan Fatah dan Hamas, namun selalu berakhir dengan kegagalan. Hal ini karena, Hamas selalu mengajukan prasyarat tertentu sebelum memutuskan ikut dalam proses rekonsiliasi. Dan, prasyarat tersebut selalu ditolak Fatah.
Kesepakatan rekonsiliasi yang ditandatangani di Kairo pada Oktober lalu menjadi simbol berakhirnya perseteruan selama satu dekade antara Fatah dan Hamas
TAGS : Yerusalem Amerika Serikat Fatah Hamas Rusia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/26225/Putin-Ingin-Fatah-dan-Hamas-Satu-Suara/