DENPASAR, BALIPOST.com – Ramadan dan Idul Fitri menjadi perayaan yang rutin digelar setiap tahun serta identik dengan mudik. Namun di tahun ini, pemerintah memutuskan meniadakan mudik.
Menurut Director & Chief Commercial Officer XL Axiata, David Arcelus Oses, Ramadan merupakan hal yang spesial bagi masyarakat Indonesia. Tahun ini, Indonesia masih menangani pandemi dan pemerintah melarang mudik. “Ini artinya jutaan penduduk Indonesia harus merayakan Ramadan dan Idul Fitri di rumah. Kami di XL Axiata meluncurkan program #BersamaJadiLebihBaik yang menawarkan banyak promo dan peningkatan layanan,” jelasnya dalam konferensi pers virtual terkait kesiapan XL menghadapi Ramadan dan Idul Fitri 2021 yang dipantau dari Denpasar, Kamis (8/4).
Ia mengatakan, guna meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam menjalani Ramadan dan Lebaran, jaringan XL akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 200 persen. Sebab diprediksi, sejumlah layanan akan mengalami peningkatan akses saat Ramadan dan Lebaran, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Diperkirakan trafik jaringan akan meningkat selama 10 persen saat Ramadan dan 20 persen di libur Lebaran. “XL akan meningkatkan kapasitas jaringannya selama Ramadan dan Idul Fitri ini sebesar 200 persen. Sebagai perusahaan telekomunikasi di Indonesia dalam menghadapi Ramadan di tengah pandemi, kami berupaya memberikan yang terbaik untuk pelanggan,” tegasnya.
Sementara itu, Service Operation PT XL Axiata4, Ahmad Hamzah, mengatakan dalam Ramadan dan Lebaran tahun ini, ada 796 titik di seluruh Indonesia yang akan ditingkatkan jaringannya. Ia mengatakan selama setahun pandemi, terjadi peningkatan penggunaan data sebesar 30 persen.
Ia mengatakan meski ada pelarangan mudik, diperkirakan akan ada kenaikan trafik sekitar 8 persen di sejumlah wilayah Jawa dan Kalimantan. “Tren Lebaran tahun sebelumnya, kenaikan akan terjadi Kota Badung, Cirebon, Tegal, Semarang, Surabaya, Madura, Medan, Lampung, Makassar, Banjarmasin, dan Lombok,” jelasnya.
Hamzah menyebutkan 64 MBTS disiapkan untuk mendukung lonjakan trafik di destinasi wisata. Untuk layanan yang akan banyak diakses adalah berbasis streaming, seperti TikTok dan Youtube. Selain itu, layanan untuk pekerjaan, game, dan musik juga akan tinggi aksesnya. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link