Warga Palestina kembali menggelar protes di perbatasan Israel, Jumat (27/4). (Foto: UPI/Ismael Mohamad)
Jakarta – Satu warga Palestina ditembak mati dan lebih dari 400 orang terluka Jumat dalam protes “Bulan Maret” terakhir di perbatasan Gaza–Israel, yang telah berlangsung selama tujuh minggu berturut-turut.
Sekitar 5.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut. Itu adalah hari terakhir dalam jadwal protes tujuh minggu di perbatasan setiap hari Jumat, yang mengarah ke Hari Nakba.
Protes lebih lanjut direncanakan pada apa yang dianggap Palestina sebagai “hari malu” mereka, yang bertepatan dengan hari kemerdekaan Israel dalam kalender Gregorian.
Sementara tanggal resminya adalah 15 Mei, protes itu dijadwalkan 14 Mei, untuk menghindari konflik dengan dimulainya bulan suci Ramadhan.
Para pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan Israel pada Jumat di beberapa lokasi di perbatasan antara Gaza dan Israel.
Kebakaran dimulai di wilayah Israel dengan membakar layang-layang yang diterbangkan dari sisi Gaza, dan tentara Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan peluru tajam melawan para demonstran yang melakukan kekerasan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan beberapa wartawan terluka oleh tembakan dan gas air mata.
Selama berminggu-minggu, demonstrasi dilakukan untuk mengantisipasi protes yang direncanakan minggu depan. Penyelenggara Palestina menyebut mereka “Great March of Return.”
Warga Palestina mencari hak untuk kembali ke rumah mereka mengungsi setelah pendirian Israel tahun 1948. Protes juga dimaksudkan untuk menarik perhatian pada pengangguran Gaza.
Dilansir UPI, Kedutaan Amerika Serikat di Israel akan pindah dari Tel Aviv ke Jerusalem, Senin.
Bentrokan juga dilaporkan di Tepi Barat. Seorang tentara Israel terluka pada Jumat dalam serangan mobil di dekat pemukiman Shavei Shomron.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34227/Ratusan-Warga-Palestina-Terluka-di-Perbatasan-Gaza/