Jakarta (ANTARA) – Renault sedang mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali MPV Espace, karena fleksibilitas platform mobil listrik memungkinkan eksplorasi dan peninjauan kembali gaya-gaya bodi yang berbeda.
Espace saat ini merupakan versi tujuh kursi dari SUV hibrida Austral, tetapi dapat dipahami jika nama tersebut dapat digunakan kembali untuk kendaraan listrik pengangkut penumpang yang lebih sesuai dengan konsep dan desain aslinya yang diluncurkan pada 1984.
Pemimpin global Renault untuk platform Ampr Medium Olivier Brosse mengatakan kepada Autocar bahwa kebangkitan kendaraan pengangkut penumpang adalah “sesuatu yang sedang dipertimbangkan” selagi Renault memperluas jajaran mobil listriknya ke segmen-segmen baru.
“Secara teknis saya pikir ini mungkin terjadi, tetapi setelah itu kami harus mempertimbangkan apakah sebuah MPV dapat diterima oleh pelanggan Eropa,” kata Brosse seperti dilansir Autocar pada Jumat (5/4).
Baca juga: Renault dan Volvo bekerja sama kembangkan van listrik
MPV Espace listrik tujuh tempat duduk berdasar arsitektur Ampr Medium (sebelumnya dikenal sebagai CMF-EV) yang mendukung crossover listrik Mégane dan Scenic akan memberi Renault pesaing bagi kendaraan seperti Volkswagen ID Buzz dan Kia EV9.
Kendaraan itu juga bisa menghadapi gelombang MPV listrik baru dari China seperti Maxus Mifa 7, Xpeng X9, dan Zeekr Mix.
Namun, Brosse menyampaikan bahwa MPV listrik akan membawa beberapa tantangan teknis yang mendasar.
“Saya pikir salah satu masalah teknis yang kami hadapi adalah setelah berat mobil melebihi 2,0-2,2 ton, dari sudut pandang teknis, mobil tersebut wajib digerakkan dari belakang,” kata Brosse.
Dia merujuk pada SUV Ariya dari Nissan sebagai contoh seberapa jauh platform Ampr Medium dapat mencapai bobot dalam bentuknya saat ini, dan mengatakan bahwa peningkatan di atas 2.000 kg akan mengakibatkan peralihan ke penggerak roda belakang atau penggerak empat roda.
Baca juga: Renault investasi besar-besaran untuk delapan mobil baru
Namun, Brosse juga berpendapat bahwa fleksibilitas arsitektur berarti kendala teknis tidak serta merta menjadi penghalang untuk memperluas portofolio Renault EV ke segmen-segmen baru.
“Tidak ada kebijakan ketat di Renault,” katanya.
“Platform mobil listrik memberikan sejumlah manfaat yang memungkinkan kami mengoptimalkan kemasan internal, dan dari sudut pandang desain, platform ini memberi Anda lebih banyak kebebasan,” ia menambahkan.
Espace baru dapat mengikuti jejak 5, 4, dan Twingo EV yang akan datang dalam mengambil inspirasi desain dari nama aslinya, yang ditentukan oleh siluet kotak, overhang pendek, serta kap mesin dan kaca depan yang dioptimalkan secara aerodinamis, fitur yang terinspirasi oleh kereta berkecepatan tinggi TGV Prancis.
Renault belum mengonfirmasi rencana untuk menghadirkan kembali model bersejarah lain selain ketiga mobil listrik kompaknya, tetapi bos desain Laurens van den Acker sebelumnya mengatakan kepada Autocar bahwa CEO Luca de Meo menganggap penemuan kembali desain klasik sangat menarik, menunjukkan bahwa lebih banyak lagi yang bisa kembali selagi perusahaan memperluas portofolio EV.
“Saya pikir saat ini ketika ada begitu banyak ketidakamanan di dunia, di mana ada banyak awan gelap yang menggantung di kiri, kanan, dan tengah, untuk membuat beberapa mobil yang benar-benar berbicara tentang masa-masa indah dan masa-masa ketika merek tersebut masih hidup, dan membangkitkan semua emosi positif yang dimiliki orang-orang (adalah hal yang baik),” kata van den Acker.
Baca juga: Menperin sebut Renault dan VinFast siap berinvestasi di Indonesia
Baca juga: Nissan, Mitsubishi akan investasi di unit EV Renault, Ampere
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024
Credit: Source link