MANGUPURA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 yang melandai memberikan harapan baru bagi industri pariwisata Bali. Meski di 2023, ancaman resesi global di depan mata, pelaku usaha di Bali optimis pariwisata akan makin bangkit seperti sebelum pandemi.
Optimisme ini disampaikan salah seorang pelaku pariwisata I Gusti Agung Eka Murthi. Pria yang merupakan General Manager Operasional FuramaXclusive menilai secara global, Bali sudah recovery. “Staf-staf yang dulu dirumahkan sudah kita panggil kembali. Meski harga propertinya masih belum kembali seperti sebelum COVID,” ungkap Eka ketika ditemui di FuramaXclusive pada Rabu (11/1).
Setelah terkena dampak pandemi, tantangan terkait resesi global pun ada di depan mata. Dilansir dari situs resmi World Bank, mereka memprediksi bahwa kemungkinan besar dunia akan bergerak menuju resesi global seiring dengan krisis keuangan di pasar negara berkembang pada tahun 2023.
Namun, Eka menganggap resesi global memberikan lebih banyak dampak ke Eropa. “Karena memang resesi ‘kan dampak lebih banyak ke Eropa. Tapi yang kita terima (dampaknya) memang tamu sedikit menunda (kedatangan), mereka agak sedikit mundur datangnya, tapi mereka pasti datang karena schedule traveling-nya sudah ada,” ujar Eka.
Eka juga memiliki optimisme bahwa sektor pariwisata akan bangkit seperti sebelum pandemi. “Sebagai insan pariwisata tentunya ada (keoptimisan), jika melihat usaha pemerintah dan kesiapan kita sendiri,” tutur Eka.
Optimisme ini tentunya perlu dibarengi dukungan pemerintah yang berkaitan dengan industri pariwisata, seperti penetapan kebijakan-kebijakan mendukung.
“Kita lumayan happy dan terbantu oleh kebijakan pemerintah. Tapi, ada beberapa yang dikomentari, yaitu konsistensinya, seperti penggunaan masker, pemberlakuan sertifikat vaksin, penggunaan Peduli Lindungi,” ungkap Eka.
Berbagai cara untuk bertahan pun dilakukan oleh FuramaXclusive ketika menghadapi pandemi maupun mempersiapkan diri untuk menghadapi resesi 2023.
“Menurut saya, saat ini kita bisa bertahan karena mungkin kita bisa melihat variasi dari market itu sendiri. Kita tidak hanya bergantung dari China, seperti yang saat ini kita lakukan, kita juga melihat Vietnam, kita mencoba market-market di sana,” pungkas Eka. (Septiari/balipost)
Credit: Source link