JawaPos.com – Saat ini pertamina bertransformasi menjadi Holding BUMN dengan 6 Sub Holding Migas. Hal ini terjadi setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merestrukturisasi Pertamina. Erick memangkas direksi dari 11 orang menjadi 6 orang agar dapat terintegrasi dengan baik sehingga roadmap transformasi Holding BUMN terus berjalan.
Direktur Indonesian institute and Public Policy Gifari Shadat Ramadhan memandang, hal tersebut merupakan sebuah terobosan untuk mempercepat pengembangan bisnis baru, serta menjalankan program-program nasional.
“Tentu harapanya adalah Pertamina mencapai keberhasilan dalam membangun Indonesia dari bidang migas,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (31/8).
Menurut Gifari, di tengah situasi Pandemi Covid-19, Pertamina sudah berhasil membangun kilang minyak sendiri, khususnya di balikpapan. Proyek RMDP RU V Balikpapan dan Lawe-lawe ini merupakan proyek strategis nasional yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan kemandirian dan kedaulatan energi nasional.
Pertamina juga berhasil melakukan pengeboran pertama di luar negeri khususnya di Algeria yang berada dilapangan MLN (Menzel Ledjmet Nord) Blok 405A. “Dengan keberhasilan pengeboran tersebut dengan efisiensi biya dan waktu maka Pertamina memiliki kapabilitas dan kapasitas,” ucapnya.
Selain itu, pertamina juga telah mengolah Refined, Bleached, dan Deodorized Palm Oil (RBDPO) 100 persen yang menghasilkan Green Diesel (D-100). RBDPO ini merupakan minyak kelapa sawit yang sudah diproses lebih lanjut dengan menghilangkan getah, impurities dan baunya. Pertamina juga terus melangkah maju dan siap memproduksi Green Energy lainya, seperti Green Gasoline dan Green Avtur yang masih dalam tahap pengembangan.
“Seiring berjalannya waktu bahan bakar fosil harus kita ganti dengan energi terbarukan, selain berdampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat juga dapat menyelamatkan bumi kita,” tuturnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link