Pelajar SMK
Jakarta, Jurnas.com – Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) M. Bakrun akan mematangkan revitalisasi kerja sama SMK dengan dunia industri, yang selama ini baru terealisasi lewat magang atau praktik kerja industri (prakerin).
Menurut Bakrun, pemerintah ingin memastikan para lulusan SMK tidak hanya merasakan pengalaman bekerja, namun juga terpakai oleh industri.
“Bagaimana mendorong industri menerima lulusan SMK. Itu yang dimaksud oleh Pak Presiden (Joko Widodo), yaitu tidak hanya send tapi juga deliver,” ujar Bakrun kepada awak media pada Jumat (15/11).
Revitalisasi selanjutnya ialah guru dan tenaga kependidikan (tendik). Bakrun menyebut, jumlah guru produktif hingga saat ini masih kurang. Padahal dibutuhkan. Sementara guru normatif dan adaptif melimpah.
Karena itu, kini guru produktif tidak hanya yang dihasilkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), melainkan para instruktur yang berasal dari kalangan profesional.
“Misalnya jurusan komunikasi. Jadi wartawan boleh mengajar jurnaliatik. Mungkin tidak sarjana, tapi boleh instruktur itu. Persyaratannya lulusan SLTA, punya sertifikat kompetensi. Itu revitalisasi terhadap GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan),” terang dia.
Sistem stratifikasi juga akan mendapatkan sentuhan revitalisasi. Pasalnya, saat ini ada banyak lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang mengeluarkan sertifikat kompetensi. Namun jumlah yang melimpah itu belum tentu seluruhnya diakui oleh industri.
“Sertifikat kompetensi itu harusnya diakui oleh industri. Tapi sekarang kan banyak LSP, yang belum tentu industri mengakui proses sertifikasi itu. Ini perlu diperbaiki lagi,” tandas dia.
TAGS : Revitalisasi SMK Bakrun Kemdikbud Dunia Industri
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/62482/Revitalisasi-SMK-Industri-Bukan-Sekadar-Prakerin/