Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Jaberi Ansari (Foto: Tehran Time)
Tehran – Pembantu utama Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, Jaberi Ansari mengatakan, Iran prihatin potensi bencana kemanusiaan di provinsi Idlib, Suriah. Ia bernjanji akan berusaha mencegah perang di negeri tersebut.
“Kami sangat khawatir. Kami akan berusaha agar hal itu tidak terjadi,” kata Jaberi Ansari ketika ia tiba di Jenewa untuk pertemuan PBB tentang pembentukan komite untuk merevisi konstitusi negara yang dilanda perang.
Pertemuan tersebut diselenggarakan oleh utusan PBB, Staffan de Mistura dan juga termasuk pejabat senior Rusia dan Turki. Mereka kekhawatir pertempuran di provinsi Idlib utara yang benteng terakhir yang tersisa dari teroris di Suriah setelah tujuh tahun perang.
Jaberi Ansari mengatakan, hasil yang baik bisa muncul dari pertemuan tersebut.
Sekedar diketahui, Iran, Rusia dan Turki telah bekerja sama sebagai “penjamin” untuk mengakhiri perang Suriah. Presiden ketiga negara mengadakan pertemuan trilateral di Tehran pada Jumat, menandai ketiga kalinya para pemimpin berkumpul untuk menegosiasikan konflik Suriah.
Selama KTT, Presiden Hassan Rouhani mengatakan Amerika Serikat (AS) harus meninggalkan Suriah sesegera mungkin karena kehadirannya di sana telah merugikan proses perdamaian di negara tersebut.
“Sangat jelas bahwa Amerika hadir di Suriah secara ilegal dan hanya memicu agresi dan mendukung rezim Zionis Apartheid [di sana]. Hampir tidak ada peran positif yang dapat diharapkan (dari AS) dalam proses (perdamaian) Suriah,” kata Rouhani.
TAGS : Suriah Amerika Serikat Idlib Iran
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/40640/Rouhani-Desak-AS-Angkat-Kaki-dari-Suriah/