JawaPos.com – Pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemungkinan akan tertahan karena imbas dari kebijakan moneter bank sentral AS. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini posisi rupiah di level Rp 14.238 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah berpotensi melemah ke kisaran 14.230, dengan potensi support di kisaran 14.200,” kata Analis pasar uang Ariston Tjendra kepada JawaPos.com, Jumat (8/10).
Ariston menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kemungkinan akan tertahan hari ini dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS mengantisipasi tapering.
“Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah naik ke kisaran 1,59 persen, level tertinggi sejak 17 Juni 2021. Kenaikan yield ini bisa mendorong penguatan dolar AS,” tuturnya.
Ariston menyebut, pelaku pasar menantikan data tenaga kerja AS versi pemerintah, yang akan dirilis malam ini, yang diprediksi lebih bagus dari ekspektasi. Data tenaga kerja menjadi pertimbangan utama Bank Sentral AS, di samping tingkat inflasi, untuk mengubah arah kebijakan moneternya.
“Namun di sisi lain, membaiknya pemulihan ekonomi Indoneisa yang didukung cadangan devisa yang besar dan harga komoditas yang tinggi bisa membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link