Jurnalis Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo (foto: BBC)
Yangon – Saksi kunci Mayor Tin Win Maung yang menjadi penyelidik Myanmar terhadap kasus wartawan Reuters tidak hadir di pengadilan setempat dengan alasan sedang menyelidiki dua perkara lainnya.
Hal itu disampaikan Kapten Polisi Myo Lwin, salah satu dari petugas pengawal kedua wartawan itu ke gedung pengadilan. Padahal Mayor polisi itu adalah salah satu perwira terlibat dalam penyelidikan terhadap wartawan tersebut setelah mereka ditangkap pada 12 Desember yang sempat menjalani tahanan selama enam bulan.
“Enam bulan terlalu lama, tapi kami tidak tertekan. Mereka tidak bisa menghancurkan kami,” kata wartawan Wa Lone kepada wartawan setelah prosesnya dengan cepat ditunda.Katanya lagi, “saya akan selalu menjadi wartawan.”
Hakim Ye Lwin menunda sidang hingga Senin, ketika dia sekali lagi memanggil Mayor Tin Win Maung untuk muncul. Dan Penuntut umum utama Kyaw Min Aung menolak berkomentar setelah sidang Selasa itu.
Juru bicara pemerintah Zaw Htay mengatakan kepada Reuters melalui telepon jika Pengadilan Myanmar independen dan kasusnya akan diselesaikan menurut hukum. Dia mengatakan kedua wartawan itu diperlakukan dengan adil dan hak-hak mereka dilindungi.
Presiden dan Pemimpin Redaksi Reuters, Stephen J. Adler mengatakan dalam sebuah pernyataan, kantor berita itu tetap berharap bahwa pengadilan akan memenuhi komitmen Myanmar pada aturan hukum dan memberhentikan kasus.
“Sekarang sudah enam bulan sejak Wa Lone dan Kyaw Soe Oo ditangkap. Mereka telah dipenjara terlalu lama karena salah tuduhan,” katanya.
“Pelaporan mereka yang jujur dan tidak memihak pada masalah kepentingan global yang luar biasa telah diakui di Myanmar dan di seluruh dunia,” katanya.
Pada saat penangkapan mereka, para wartawan bekerja pada penyelidikan atas pembunuhan 10 pria Muslim Rohingya dan anak laki-laki di sebuah desa di negara bagian Rakhine di Myanmar barat.
Pembunuhan itu terjadi saat penumpasan militer yang menurut badan-badan PBB telah membuat hampir 700.000 orang melarikan diri ke Bangladesh.
Para wartawan mengatakan pada keluarga mereka jika mereka ditangkap segera setelah diberi beberapa kertas yang digulung di restoran di Yangon utara oleh dua polisi yang belum pernah mereka temui sebelumnya. Mereka diundang untuk bertemu petugas untuk makan malam.
Pendukung global untuk kebebasan pers, aktivis hak asasi manusia, begitu juga Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara Barat, telah menyerukan pembebasan jurnalis Reuters itu.
Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa di Myanmar, Knut Ostby, mengatakan dalam pesan Twitter pada Rabu bahwa organisasi itu mendukung “kebebasan pers dan kebebasan media”, dan menyerukan pembebasan dua wartawan itu. (Ant/Reuters)
TAGS : Reuters Myanmar Wartawan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/36182/Saksi-Kunci-Kasus-Wartawan-Reuters-di-Myanmar-Mangkir/