JawaPos.com–Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta seluruh pemangku kebijakan di daerah untuk mengaktifkan kembali posko-posko Covid-19. Hal itu guna meningkatkan kedisiplinan masyarakat di tingkat kelurahan hingga RT dan RW. Sebab, kasus Covid-19 di daerah melonjak.
Menurut Doni, perlunya posko Covid-19 karena menurunnya disiplin dan perubahan perilaku masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan. Hal itu pula yang menjadi penyebab angka kasus Covid-19 kembali naik di sejumlah daerah.
”Jadi mohon berkenan tahun anggaran baru, Bapak dan Ibu Bupati, Wali Kota, dan Gubernur bisa mengalokasikan dana untuk tersedianya posko. Mulai tingkat provinsi sampai dengan paling tidak tingkat kelurahan. Syukur kalau anggarannya cukup bisa sampai tingkat RT dan RW,” ujar Doni dalam Rapat Rencana Sosialisasi Program Vaksinasi Tahun 2021 di Jakarta, Selasa (5/1).
Doni optimistis apabila hal tersebut dapat dilakukan, kasus aktif yang selama ini selalu meningkat dapat ditekan kembali. Sebab, kunci dari keberhasilan memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah peran serta masyarakat sebagai garda terdepan.
”Kalau ini bisa dilakukan, kami yakin kasus aktif yang selama ini cukup tinggi bisa kita tekan kembali,” ucap Doni.
Doni menjelaskan, data mengenai adanya penurunan kedisiplinan masyarakat terkait protokol kesehatan 3M seperti wajib mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak menghindari kerumunan didapatkan dari hasil monitoring di beberapa daerah oleh tim dengan jumlah ribuan orang.
Dia juga mengatakan, hasil monitoring lapangan tersebut juga dapat dipantau pemerintah daerah melalui situs resmi Satgas Penanganan Covid-19 maupun dari dashboard Bersatu Lawan Covid-19. ”Sudah ratusan juga orang yang telah dipantau para pelapor yang jumlahnya mencapai ribuan orang,” kata Doni.
Sebagaimana laporan sebelumnya, kasus aktif secara nasional berada pada angka 14,26 persen. Hal itu mengalami penurunan selama dua bulan terakhir. Kemudian untuk angka kesembuhan berada pada 82,77 persen. Hal itu juga mengalami penurunan dibandingkan pada periode dua bulan lalu.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa kasus kematian masih cukup tinggi meskipun kasus aktif dan angka kesembuhan sudah jauh dari rata-rata global, tetapi lebih rendah dibandingkan pada November dengan selisih 12,83 persen.
Menurut Doni, selisih penurunan dan peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia pada dua bulan terakhir terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah adanya libur panjang. Hal itu menjadi catatan penting bagi setiap daerah, khususnya yang sebelumnya terus aktif melaporkan data kejadian dan masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan agar segera mengambil kebijakan sesuai arahan sebelumnya.
”Setelah libur panjang kita lihat peningkatan kasusnya luar biasa. Ini alarm bagi kita semua. Mohon ini kita cermati, terutama di daerah yang secara rutin setiap hari laporan yang kami terima belum mengalami penurunan,” ujar Doni.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link