JawaPos.com – Tradisi Ba’ayun Maulid kembali digelar di Desa Banua Halat, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Acara tradisi budaya ini, terakhir digelar sebelum pandemi Covid-19 melanda negara di berbagai belahan dunia.
Kali ini, acara ini diikuti sebanyak 4.481 orang. Adapun peserta terjauh ada yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Jakarta dan Semarang.
Bupati Tapin HM Arifin Arpan, mengatakan pihaknya di tahun berikutnya berjanji akan membantu untuk membenahi setiap kekurangan pelaksanaan perayaan hari ini.
“Seperti biasa pengunjung nya hampir 5.000’an. Akan terus kita benahi terutama untuk parkir,” ujarnya di lokasi acara, Sabtu (8/10) dikutip dari Antara.
Secara keseluruhan, kata dia, acara tahunan yang digelar untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam pada 12 Rabiul Awal ini, berjalan baik dan lancar.
Panitia Pelaksana, Halim mengatakan 50 persen peserta Baayun Maulid ini berasal dari lokal Tapin, sisanya dari berbagai daerah.
“Kalau pengunjung yang datang 50 persen dari luar daerah Tapin,” ujarnya.
Peserta tertua dan termuda ada yang hampir 100 tahun dan tujuh hari. Kegiatan tersebut, sejak era 2000 ini tidak hanya diikuti oleh anak-anak, namun juga orang dewasa.
Peserta yang ikut dalam perayaan kegembiraan di momentum kelahiran Nabi Muhammad itu, ada juga yang menunaikan hajat atau janji diri setelah tujuan hidup berhasil.
Kegiatan ini terakhir dilaksanakan pada 2019 atau sebelum COVID-19 melanda, tahun itu tercatat menyerap 4.960 peserta dari berbagai daerah di Indonesia datang ke Tapin.
Sekilas tentang Baayun Maulid ni, pada 2008 tradisi itu tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), dengan peserta terbanyak se-Indonesia pada kegiatan budaya yang pernah ada.
Menyusul itu, pada 2015 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan Baayun Maulid mendapat penghargaan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Credit: Source link