indopos.co.id – Bangunan bersejarah menjadi saksi bisu bagaimana sebuah bangsa di masa lalu sehingga perlu dijaga kelestariannya. Di Indonesia, sebagian bangunan bersejarah itu justru kini terbengkalai.
Bahkan, ada lokasi bersejarah bahkan dialihfungsikan menjadi pusat perbelanjaan.
Mirisnya, mereka yang pernah berjuang tak bisa mengenang perjuangan mereka.
Mereka yang dikenal sebagai veteran itu hanya bisa mengenang melalui memorinya yang mulai pudar. Meski kebanyakan dari mereka tak berharap besar akan kenangan perjuangan yang mereka perjuangkan.
Namun jika cerita yang keluar dari mulut mereka, dilengkapi dengan bukti yang otentik akan bangunan bersejarah, tentunya semangat mereka terlihat berbeda.
”Para veteran tak minta banyak, mereka hanya ingin perjuangannya bisa menjadi cerita akan keluarganya, dan bisa menjalani kehidupan dengan tenang tanpa beban,” ujar Penyanyi Icha Sunny kepada INDOPOS.
Penyanyi dan artis muda berbakat ini mengaku Jika mendengar kata veteran nasional, dirinya selalu teringat para pejuang kemerdekaan, baik melalui pelajaran di sekolah maupun yang sering diceritakan ayah dan ibu sebagai dongeng penghantar tidur dan cerita. Apalagi, salah satu keluarganya juga seorang veteran.
”Saya dari keluarga veteran, hingga saat ini masih kuat melekat dalam ingatan saya,” kata dia.
Teringat juga masa-masa kecil, usai numpang nonton tv yang memutar film perang kemerdekaan kakeknya selalui menemaninya dan menceritakan masa lalunya yang begitu heroic. ”Masih terngiang di telinga saya teriakan “Serbuu..” dan pekik “Merdeka, Allahu Akbar” dalam permainan perang-perangan yang biasa ada di televisi, dan itu memang terjadi di masa lalu,” ujar Icha.
Dari kisah tersebut, banyak sekali tauladan kehidupan yang dapat kita petik mengenai bentuk nyata dari sebuah pengorbanan, keikhlasan, keberanian, dan tekad kuat dalam diri para pejuang kemerdekaan, sehingga rela mengorbankan jiwa, raga, dan harta dalam merebut serta mempertahankan kemerdekaan. Hanya saja, banyak nasib veteran yang belum sepenuhnya sesuai harapan.
”Saya tak melihat langsung, tetap banyak cerita-cerita miris yang saya dengar dan saya lihat, banyak yang belum mendapatkan perhatian,” kata dia.
Meski demikian, banyak nasib para veteran semakin membaik. Selain adanya atensi dari pusat berupa kenaikan tunjangan sebesar 25 persen, para veteran juga mendapat bantuan lain berupa potongan tarif dari Pemerintah Provinsi. “Semunya tergantung dari kebijakan pemerintah, kalau kakek saya dari jawa tengah, kehidupanya para pejuang sudah lebih terjamin, sepertinya taka da lagi dibawah garis kemiskinan,” kata dia.
Apalagi selama ini, pemotongan tariff transportasi, PBB dan tunjangan kepada para veteran telah dilakukan pemerintah. ”Kalau di garis kemiskinan tidak ada lah. Pada tataran normal saja, semua wajar. Apalagi pemerintah memberikan atensi kepada veteran. Salah satu diantaranya, menaikkan tunjangan sebanyak 25 persen yang akan dirapel sejak Januari (2018). Nanti bulan depan kita terima,” tutur dia.
Sementara itu, Ketua DPD Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) DKI Jakarta Laksamana TNI (Purnawirawan) Adi Mulyo mengaku Kebijakan pembebasan PBB bagi para veteran tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2019 mengenai pembebasan PBB-P2 bagi warga kehormatan Jakarta. ”Selama ini kami cukup diperhatikan oleh Bapak Gubernur,” tutur Adi.
Pembebasan PBB bagi para veteran bertujuan agar para veteran tidak menjual rumah mereka. Sebab, besaran pajak di Jakarta terus meningkat. “Sehingga para purnawirawan, para pensiunan pegawai negeri, tidak terusir dari rumahnya karena tidak mampu membayar pajak,” kata dia.
Nasib para veteran pun semakin membaik. Tak ada yang berada dalam garis kemiskinan. (ash)
Credit: Source link