Sekjen PBB Khawatir Penampungan Limbah Uji Bom Atom Bocor

by

in
Sekjen PBB Khawatir Penampungan Limbah Uji Bom Atom Bocor

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan pidato selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Pada hari Jumat, ia mengumumkan UEA akan menjadi tuan rumah pertemuan persiapan menjelang KTT Iklim PBB

Fiji, Jurnas.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyatakan, khawatir kubah beton yang menampung limbah uji bom atom bocor. Bangunan abad lalu itu beresiko mengeluarkan bahan radioaktif yang mengancam Pasifik.

Kepada siswa di Fiji pada Kamis (16/5), Guterres menggambarkan bangunan yang terletak di Enewetak Atoll di Kepulauan Marshall  itu sebagai “peti mati” dan merupakan warisan uji coba nuklir era Perang Dingin di Pasifik.



“Pasifik menjadi korban di masa lalu seperti yang kita semua tahu,” kata Guterres, merujuk pada ledakan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Prancis di wilayah tersebut, dilansir Al Jazeera.

Di Marshalls, banyak penduduk pulau dievakuasi secara paksa dari tanah leluhur dan dimukimkan kembali, sementara ribuan lainnya terpapar dampak radioaktif.

Baca juga.. :

Negara pulau itu awalnya dari tidak ada uji coba menjadi  67 uji coba senjata nuklir Amerika dari 1946 hingga 1958 di Bikini dan Enewetak atolls. Saat itu di bawah administrasi AS.

Uji coba di antaranya adalah bom hidrogen “Bravo” tahun 1954, yang paling kuat diledakkan oleh AS, sekitar 1.000 kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.

Guterres, yang sedang melakukan perjalanan ke Pasifik Selatan untuk menumbuhkan kesadaran akan isu-isu perubahan iklim, mengatakan penduduk kepulauan Pasifik masih membutuhkan bantuan dalam menghadapi dampak dari uji coba nuklir.

“Konsekuensi dari ini sangat dramatis, dalam kaitannya dengan kesehatan, karena di beberapa daerah mengalami keracunan air,” katanya.

“Saya baru saja bersama presiden Kepulauan Marshall (Hilda Heine), yang sangat khawatir karena ada risiko bocornya bahan radioaktif yang terkandung dalam semacam peti mati di daerah itu.”

“Peti mati” nuklir tersebut dibangun pada akhir 1970-an di Pulau Runit, bagian dari Enewetak Atoll, sebagai tempat pembuangan limbah dari uji coba bom nuklir.

Tanah yang tercemar radioaktif dan abu dari ledakan bom nuklir berada di kawah dan ditutup dengan kubah beton setebal 45 cm. Kubah beton yang sudah tua itu dikhawatirkan pecah dan menyemburkan limbah ke Pasifik jika terkena topan tropis.

TAGS : Kubah Beton Antonio Guterres Limbah Uji Coba Atom

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/52768/Sekjen-PBB-Khawatir-Penampungan-Limbah-Uji-Bom-Atom-Bocor/