Direktur Pembinaan SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Khamim
Jakarta – Selama Bulan Suci Ramadan, pesantren kilat atau sanlat di sekolah sudah menjadi pemandangan rutin tiap tahun. Karena itu, momentum tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi kepada peserta didik.
“Urusan itu (sanlat) berada di bawah wewenang dinas kabupaten/kota, termasuk materinya, supaya ada materi keagamaan, nasionalisme, dan toleransi,” kata Direktur Pembinaan Sekolah Dasar (Dit. PSD) Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Dr. Khamim, M.Pd, Sabtu (19/5) di Jakarta.
Dan untuk memberikan penekanan terhadap imbauan tersebut, Khamim mengatakan dinas pendidikan kota/kabupaten sudah membuatkan regulasi khusus. Regulasi itu kemudian disosialisasikan ke berbagai satuan pendidikan di wilayah masing-masing.
“Kabupaten/kota juga sudah berkoordinasi dengan teman-teman di LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan),” lanjutnya.
Mengajarkan nilai-nilai toleransi dan nasionalisme kepada siswa saat pelaksanaan sanlat, menurut Khamim merupakan bagian dari kecintaan umat Islam kepada negara. Sementara mencintai negara dalam literatur kesilaman dinilai sebagai bentuk keimanan.
“Indonesia yang mayoritas muslim, sudah mengikhlaskan negara kita berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Itu adalah bagian dari kecintaan umat Islam kepada negara ini. Makanya ada hadis yang diperkuat dari ulama dulu ‘hubbul wathoni minal iman’, yaitu cinta negara adalah bagian dari iman,” terang Khamim.
TAGS : Pendidikan Ramadan Pesantren Kilat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34711/Sekolah-Diimbau-Ajarkan-Toleransi-Saat-Pesantren-Kilat/