Selepas Kerja, Ajak Bermain, Belajar, dan Main Kuis Berhadiah

by

in

Posko Kemanusiaan untuk Anak-Anak di Rumah Sepasang Polisi

Dari awalnya penampung sementara bantuan, para ibu dan anak korban badai Seroja tetap menjadikan rumah Bripka Joy Neno-Bripka Honny Bait sebagai posko sampai sekarang. Dapur mereka menjadi dapur umum. Honny juga rutin mendampingi para buyung dan upik mengerjakan tugas sekolah.

INTHO HERISON TIHU, Kupang, Jawa Pos

DI ”rumah barunya” itu, Alva Bernando Haba betah sekali. Ada seragam baru, peralatan sekolah, dan baju layak yang dipakai sehari-hari. Ada pula wifi yang sangat membantu buyung 13 tahun itu mengerjakan tugas dan mengikuti sekolah daring. ”Kami sangat senang dan menyampaikan terima kasih kepada ibu dan bapak yang sudah peduli kepada kami dan orang tua kami,” ucapnya kepada Timor Express.

Ada banyak bapak dan ibu yang turut membantu Alva dan keluarga serta ratusan orang lain korban badai Seroja yang memorak-porandakan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 5 April lalu.

Namun, yang terkhusus adalah suami istri Bripka Joy Neno-Bripka Honny Bait.

Sejak April, suami istri anggota kepolisian itu merelakan rumah mereka di Kampung Amanuban, Kelurahan Oebufu, Kota Kupang, sebagai posko kemanusiaan korban badai Seroja. Secara keseluruhan, di Oebufu empat posko didirikan untuk menampung dan membantu 164 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal.

Nah, rumah suami istri Joy Neno-Honny Bait sejatinya hanya posko sementara untuk menampung bantuan serta kaum ibu dan anak yang belum tertampung di empat posko tadi. Namun, ternyata anak-anak dan kaum ibu terus menjadikan rumah tersebut sebagai posko hingga saat ini.

Berbekal kecintaannya kepada anak-anak, Honny menampung anak-anak tersebut, memberikan makanan gratis, dan mencari donatur untuk membantu mereka. Di rumahnya, disediakan pula penyembuhan trauma, pelayanan rohani, makan gratis, wifi gratis untuk sekolah daring, pengobatan gratis, dan pemberian bantuan. Saat anak-anak belajar dan bersukacita agar tidak trauma, ibu-ibu mereka membantu kegiatan di dapur.

Dapur rumah Joy dan Honny pun berubah menjadi dapur umum. Hampir setiap hari puluhan ibu membuat kue dan memasak nasi untuk dibagikan kepada anak-anak.

”Saya memang fokus perhatian kepada anak-anak karena mereka kehilangan tempat tinggal. Bayangkan, ada 164 KK yang kehilangan rumah dan rata-rata kepala keluarga memiliki 3–5 anak. Banyak kepala keluarga yang juga kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19,” ujar Honny yang sehari-hari bertugas di Direktorat Lalu Lintas Polda NTT.

Bahkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sempat menyambangi posko tersebut saat berkunjung ke Kupang dan berbaur dengan anak-anak. Dalam kesempatan itu, Ridwan menyatakan kekaguman dengan kepedulian Honny, Joy, dan keluarga mereka kepada para korban.

Bantuan pun terus mengalir. Bukan hanya dari keluarga besar Polri, tetapi juga dari TNI. Terkadang donatur mengirimkan makanan siap saji atau beras dan terigu yang lantas diolah ibu-ibu korban badai Seroja.

Honny juga aktif mengontrol aktivitas kaum ibu agar makanan yang disiapkan higienis. Sang suami yang berdinas sebagai anggota Subden Gegana Satbrimob Polda NTT tidak tinggal diam melihat kesibukan sang istri dan kaum ibu. Joy tidak segan-segan turun ke dapur membantu sang istri dan para ibu menyiapkan makanan. ”Saya sangat bersyukur karena kegiatan kemanusiaan ini didukung penuh oleh suami dan anak-anak saya serta keluarga. Bahkan mendapat perhatian dari lurah dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Oebufu,” ujar Honny.

Saat para ibu sibuk memasak, anak-anak dikumpulkan untuk bernyanyi dan belajar bersama serta sesekali diajak bermain kuis berhadiah. Para buyung dan upik pun ceria dan seakan melupakan kekelaman akibat badai yang menghancurkan rumah mereka.

Honny mengatur waktu kerja sehingga tugas pokok tidak terganggu oleh pelayanan kemanusiaan yang dilakukannya. Setiap pulang kantor, dia rajin menyapa anak-anak. Terkadang dia mendampingi anak-anak mengerjakan tugas sekolah. Kedekatan itu pula yang membuat anak-anak menyapanya dengan sebutan bunda.

Berbekal keaktifannya di kegiatan rohani di GMIT Jemaat Maranatha Oebufu, setiap Minggu, rumah Joy dan Honny juga menjadi tempat anak-anak melakukan ibadat Sekolah Minggu. Kebetulan, ibu tiga anak itu memiliki usaha paket hiburan bagi anak-anak saat ulang tahun maupun menjelang Natal. Jadilah dia terbiasa menghadapi dan menghibur mereka.

Lurah Oebufu Zeth Batmalo mengapresiasi dan berterima kasih kepada keluarga Joy dan Honny. ”Kepedulian ini sangat membantu pemerintah dan bisa menjadi motivasi bagi orang lain,” ujarnya.

Saat ini pihaknya terus membangun koordinasi dengan pemerintah dan BPBD dalam rangka relokasi warga. Di antara 164 KK terdampak dan kehilangan tempat tinggal, 137 KK menjadi prioritas. Mereka sudah direlokasi secara bertahap di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang, dengan mendapat bantuan perumahan tipe 36.

Honny dengan senang hati membantu para ibu dan anak korban bencana tersebut. Tanpa maksud apa-apa. Semata-mata demi kemanusiaan.

”Harapan saya, yang paling penting, anak-anak ini dibantu dan tetap semangat belajar. Dan, saya minta pemerintah tolong segera bantu perumahan bagi orang tua mereka agar mereka juga hidup nyaman dan aman,” tuturnya.

Credit: Source link