JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, perekonomian Indonesia di sepanjang tahun 2020 masih berada di zona negatif. Tercatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 tumbuh minus 2,07 persen.
Angka ini meleset dari perkiraan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pertumbuhan ekonomi 2020 berada di kisaran minus 2,2 persen (year on year/yoy) dengan batas atas minus 1,7 persen yoy.
“Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 mengalami kontraksi 2,07 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2).
Baca Juga: Sri Mulyani Perkirakan Ekonomi RI 2020 Tumbuh Negatif, Segini Angkanya
Suhariyanto mengatakan, capaian perekonomian di sepanjang tahun lalu juga tak lepas dari kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2020. Pada akhir 2020, perekonomian Indonesia atas dasar harga berlaku tercatat Rp 3.929 triliun dan atas harga konstan sebesar Rp 2.709 triliun.
Suhariyanto memaparkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di pada kuartal IV tahun 2020 mengalami kontraksi 0,42 persen. Angka tersebut membaik jika dibandingkan kuartal III-2020 yang sebesar kuartal III minus 3,49 persen.
“Pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir 2020 membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara year on year, ekonomi Indonesia tercatat minus 2,19 persen,” tuturnya.
Suhariyanto menambahkan, secara umum ekonomi mitra dagang Indonesia pada kuartal IV 2020 masih mengalami kontraksi, kecuali Tiongkok dan Vietnam. Ekonomi Tiongkok tumbuh 6,5 persen, Amerika Serikat minus 2,5 persen, dan Singapura minus 3,8 persen.
“Ke depan, perlu dievaluasi lagi agar pemulihan ekonomi Indonesia bisa berjalan sesuai harapan,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link