JawaPos.com – Bencana alam memorak-porandakan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebanyak 10 kabupaten dan 1 kota di antara 21 kabupaten/kota di provinsi itu dilanda hujan deras, angin kencang, banjir, hingga tanah longsor.
Pada saat bersamaan, bencana hidrometeorologis juga terjadi di tiga kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB). Yakni, Kabupaten Bima, Dompu, dan Lombok Utara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi keberadaan potensi bibit siklon 98S berupa pusat tekanan rendah (low pressure area) di perairan selatan NTT sejak 2 April lalu. Pada Sabtu (3/4), BMKG merilis peringatan semakin kuatnya pusat tekanan rendah itu sehingga tumbuh menjadi bibit siklon tropis 98S.
Pada Minggu (4/4) menjelang tengah malam, BMKG mengumumkan bahwa 98S bisa berubah menjadi siklon tropis dalam waktu 2 hingga 3 jam ke depan atau Senin dini hari pukul 01.00 WIB (pukul 02.00 Wita). ”Karena ini masih dalam yurisdiksi TCWC (tropical cyclone warning system) Jakarta, siklon tropis ini diberi nama Seroja, sesuai dengan urutan penamaan siklon tropis,” jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Minggu menjelang tengah malam (4/4).
Saat itu pusat sistem Seroja berada di perairan Kepulauan Rote, sekitar 24 km arah barat daya Kupang, NTT. Bergerak ke barat daya dengan kecepatan 3 knot atau sekitar 6 kilometer per jam menjauhi wilayah Indonesia.
Dwikorita menjelaskan, kecepatan maksimum di sekitar sistem Seroja adalah 30 hingga 35 knot atau 55 kilometer per jam. Tekanan di pusat siklon mencapai 996 hektopaskal dengan tendensi semakin kuat. Pada Senin malam (5/4), Dwikorita melaporkan bahwa pusaran Seroja semakin kuat. ’’Kecepatan angin sudah mencapai 45 knot atau 85 kilometer per jam,” jelasnya.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : tau/lyn/mia/deb/wan/lum/c7/oni/ttg
Credit: Source link