JawaPos.com–Perum Bulog telah menyerap beras petani yang mencapai angka 1,2 juta ton. Dengan demikian sudah dipastikan tahun ini, pemerintah tidak impor beras untuk kebutuhan cadangan beras pemerintah. Itu merupakan tahun ketiga secara berturut-turut pemerintah tidak melaksanakan impor tersebut.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, realisasi pengadaan beras itu merupakan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya.
”Penyerapan beras dalam negeri ini sangat membantu petani Indonesia yang kesulitan menjual beras mereka selama pandemi Covid-19 dan juga mempertahankan prestasi pemerintah untuk tidak impor beras selama 3 tahun terakhir,” kata Budi Waseso dalam keterangannya, Selasa (28/12).
Budi Waseso menambahkan, berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS), prakiraan produksi beras nasional pada triwulan I 2022 adalah sebesar 11,61 juta ton. Bulog selalu siap untuk menyerap kembali produksi tersebut untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait kecukupan stok beras dalam negeri.
”Selain untuk memupuk stok sebagai cadangan beras pemerintah, kegiatan penyerapan gabah atau beras petani dalam negeri juga menggerakkan perekonomian di tingkat petani sehingga dapat memulihkan roda perekonomian sesuai dengan arahan Bapak Presiden Jokowi selama pandemi Covid-19 ini,” tutur Budi Waseso.
Selain menjaga stabilitas harga di tingkat petani, sepanjang 2021, Bulog juga berperan penting dalam menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen dengan melaksanakan operasi pasar yang sekarang bernama KPSH (Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga). ”Hingga saat ini Bulog telah menyalurkan beras KPSH mencapai hampir 700 ribu ton dengan melibatkan berbagai stakeholder,” ujar Budi Waseso.
Untuk meringankan beban pengeluaran kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat akibat Pandemi Covid 19, pemerintah melalui Kementerian Sosial dan Perum Bulog pada tahun ini juga sukses menyalurkan Bantuan Beras PPKM (BB-PPKM) dilakukan dengan tuntas 100 persen kepada keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak total 28,8 juta KPM di seluruh Indonesia.
Pada tahun kedua masa pandemi ini juga dan sebagai bentuk komitmen nyata perusahaan yang menciptakan nilai bersama bagi masyarakat Bulog sudah menggelontorkan beras Fortivit kepada 7 provinsi untuk 2.150 balita guna mendukung program pemerintah menurunkan prevalensi stunting (anak pendek). Selain itu, Bulog juga cepat tanggap terhadap bencana nasional yang terjadi dengan menyalurkan beras tanggap darurat sebanyak 8.500 ton sepanjang 2021.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link