GIANYAR, BALIPOST.com – Pramuwisata atau guide adalah salah satu bagian dari komponen pariwisata Bali yang telah ada semenjak Hotel Bali Beach Sanur dibuka tahun 1964. Ini cikal bakal tumbuhnya pasar mancanegara dan mendapatkan imbas yang sama dengan pelaku pariwisata lainnya.
Salah satu Pinisepuh Guide asal Desa Mas Ubud, Mangku Nyoman Kandia, Jumat (12/2), menyampaikan cukup banyak yang menekuni profesi ini di Gianyar. Lebih dari 1.000 guide berasal dari kabupaten ini.
Data tersebut terungkap ketika para guide kehilangan pekerjaan dan mereka mendapat bantuan sembako dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sekitar Mei 2020. Ia mengatakan guide di Gianyar awalnya mengeluh atas keadaan ini, namun mereka berpikir ini adalah masalah dunia, bukan masalah negara saja dan bahkan bukan masalah di Gianyar saja.
Dalam situasi normal sebelum 2020, ungkapnya, pendapatan para guide sangat menggiurkan berkisar Rp 5 juta – Rp 10 juta per bulan. Untungnya, para guide ini pintar mengelola keuangan mereka dan sebagian besar mempunyai usaha seperti pondok wisata, laundry, warung, transportasi dan investasi tanah.
Guide semacam ini bisa disebut “Guide Plus” artinya punya pemikiran jauh ke depan. Peluang kerja lainnya sangat terbuka bagi seorang guide karena mereka menguasai bahasa dan ketrampilan berkomunikasi sehingga banyak diantara mereka pergi ke luar negeri bekerja di kapal pesiar atau hotel di daratan Amerika dan Eropa.
Untuk menyiasati situasi COVID-19, sebagian besar guide asal Gianyar harus pulang kampung. Mereka banting setir untuk bisa menghidupi keluarga. Seperti sebagai petani lahan basah atau kering, memelihara berbagai jenis ikan, membuat kerajinan tangan, dan paling banyak mereka jualan makanan melalui online. “Ini tidak ada yang bisa disalahkan dalam situasi pandemi COVID-19,” jelas Mangku Kandia yang juga Ketua Komunitas Pariwisata Gianyar. (Wirnaya/balipost)
Credit: Source link