“Shell melihat ini sebagai sesuatu yang penting, yang sudah tak bisa dinafikan lagi, maka itu kami juga mempersiapkan diri,” kata Agung Saputra selaku Head of Dealer Network Shell Indonesia di Jakarta pada Kamis.
Meski demikian, banyak yang mesti dipertimbangkan dalam penyediaan SPKLU, terutama jika harus menjangkau ke daerah-daerah.
“Menurut analisa kami, kecepatan (bertambahnya SPKLU) tergantung pada konversi dari mobil konvensional ke mobil listrik. Akan ada berbagai variabel yang cukup banyak di sana. Maka sambil menunggu transisi ini, kami sambil menyiapkan SPKLU untuk beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell,” kata Agung.
Strategi yang dilakukan Shell adalah dengan menyediakan SPKLU di setiap SPBU-nya sehingga nantinya konsumen akan mendapatkan pilihan “kalau mobil konvensional ya isi bensin, kalau mobil listrik bisa charge.”
Baca juga: Shell Indonesia memperkenalkan SPKLU pertama
“Kami sudah ada teknologinya, kita sedang membangun infrastrukturnya.”
Saat ini, fasilitas SPKLU yang diberi nama Shell Recharge sudah tersedia di SPBU Shell Pluit 1, Jakarta Utara dengan daya pengisian fast charging sebesar 50kW. Adapun, Proses pengisian daya dari 0-80 persen dapat dilakukan dalam waktu sekitar 30 menit.
Shell DODO
Shell akan memperluas dan mengembangkan SPBU di Indonesia tahun ini dengan senantiasa menggandeng mitra pengusaha, utamanya para pengusaha daerah.
Agung menjelaskan, dari total 144 SPBU Shell yang beroperasi, 20 di antaranya merupakan investasi Shell bersama mitra pengusaha daerah yang bergabung dalam program Shell Dealer Owned Dealer Operated (DODO).
Ada dua tipe SPBU yang ditawarkan yakni modular dan konvensional.
SPBU Shell Modular dirancang khusus untuk kota-kota lapis kedua atau yang berpenduduk sedang agar dapat menjangkau masyarakat di luar kota besar.
Dengan biaya investasi yang lebih terjangkau, yaitu sekitar Rp1,5-2 Miliar, SPBU Shell Modular menargetkan pengusaha daerah yang ingin memiliki dan mengoperasikan bisnis SPBU.
Spesifikasi SPBU Shell Modular di antaranya harus berdiri di area seluas 1.000-1.300 m2, dengan lebar depan min. 25 m. Ukuran kontainer: 20 Feet dengan volume tangki BBM: 12.000 liter.
Estimasi pengunjung: 150 – 250 kendaraan per hari.
Selain tipe SPBU modular, Shell juga menghadirkan SPBU konvensional yang biasa ditemui di daerah perkotaan atau pemukiman padat penduduk, dengan biaya investasi Rp5-7 Miliar.
Spesifikasi SPBU Shell konvensional di antaranya berdiri di area seluas 1.200-2.000 m2. Kapasitas volume SPBU: 10-12 KL per hari dengan estimasi pengunjung: 400 – 600 kendaraan per hari.
Shell memberikan kesempatan kepada mitra untuk mendapatkan pemasukan tambahan di luar penjualan BBM dengan mendirikan bisnis Non Fuel Retail (NFR) seperti convenience store, restoran, coffee shop, ATM, laundry, dan lain-lain.
Baca juga: Shell dukung pemerintah sediakan SPKLU
Baca juga: Shell masih tunggu perkembangan EV di Indonesia untuk bangun SPKLU
Baca juga: Shell V-Power Nitro+ sudah berstandar Euro4
Pewarta: I027
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Credit: Source link