Kondisi Tersangka E-KTP, Setya Novanto di rumah sakit setelah mobilnya nabrak tiang listrik
Jakarta – Nana Triatna, perawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau memastikan tak ada benjolan `bakpao` dan luka serius saat Setya Novanto (SN) masuk rumah sakit Medika Permata Hijau pada 16 November 2017. Nana memastikan hal itu setelah melihat langsung kondisi Novanto.
Hal itu dipastikan Nana saat bersaksi untuk Bimanesh selaku terdakwa merintangi penyidikan kasus korupsi e-KTP, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (26/3/2018). Novanto diketahui diboyong ke rumah sakit tersebut setelah diklaim mengalami kecelakaan mobil.
Dalam persidangan, Nana mengaku melihat langsung kondisi Novanto saat dokter Bimanesh Sutarjo sedang memeriksa mantan Ketua DPR RI itu. Pemeriksaan dilakukan saat terdakwa korupsi proyek e-KTP itu terbaring di atas tempat tidur Kamar VIP nomor 323, lantai 3 RS Medika Permata Hijau.
“Tidak luka, tidak ada benjolan,” ungkap Nana.
Terkait ada atau tidaknya benjolan pada bagian kepala Novanto, majelis hakim kembali memastikannya kepada Nana. Kepada majelis hakim, Nana kembali menegaskan bahwa tak ada benjolan seperti yang disampaikan Fredrich Yunadi selaku kuasa hukum Novanto saat itu.
“Iya, tidak ada benjolan gede, enggak ada. Kalau luka saya tidak terlalu memperhatikan, tapi benjolan itu saya lihat enggak ada,” kata perawat yang sudah bekerja 22 tahun di RS Medika Permata Hijau itu.
Menurut Nana, ada perawat lain yakni Indri Astuti saat Novanto diperiksa oleh dokter Bimanesh di kamar VIP nomor 323. Nana mengaku tak memperhatikan apakan Novanto saat itu sudah diinfus. Namun, Nana sempat melihat dr Bimanesh memeriksa perut Novanto. ”Saya hanya sebentar, langsung keluar lagi,” ujar dia.
Dalam kesempatan ini, Nana juga mengaku melihat saat Novanto tiba di RS Medika Permata Hijau dengan wajah sudah ditutup selimut. Novanto, diakui Nana, langsung dibawa ke Kamar VIP Nomor 323 dan tak masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Hal itu juga diamini oleh saksi lain Apri Sudrajat. Perawat Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Medika Permata Hijau itu mengakui jika pihaknya mendapat instruksi agar Novanto langsung dibawa ke kamar inap tanpa harus lewat IGD. Titah itu disampaikan oleh dokter Bimanesh Sutarjo kepada Apri dan dokter Michael Chia Cahaya, yang merupakan Kepala IGD.
Dikatakan Apri, dirinya mendapat informasi ada pasien yang baru datang dari petugas keamanan rumah sakit.Apri membenarkan pasien itu adalah Novanto setelah melihat dan membuka sedikit selimut yang menutupi wajah pasien itu. Nova nto yang ditutupi selimut itu langsung dibawa ke Kamar VIP nomor 323, lantai 3 RS Medika Permata Hijau.
“Saya arahkan langsung ke lantai 3, itu intruksi dari dokter Michael, menurut dokter Michael itu intruksi dari dokter Bimanesh,” ujar Apri.
Sebelum Novanto tiba, kata Apri, Fredrich lebih dulu datang ke IGD sekitar sore hari sebelum Magrib. Fredrich, kata Apri, saat itu meminta agar diagnosis klaiennya saat itu mengalami kecelakaan mobil.
Apri mengklaim saat itu menolak permintaan tersebut lantaran bukan kapasitasnya. Apri kemudian memanggil dokter Michael yang merupakan kepala IGD.
Dokter Michael, kata Apri, juga sat itu menolak untuk membuat diagnosis kecelakaan mobil untuk Novanto. Michel juga meminta Fredrich ke luar IGD.
“Terus orang itu (Fredrich) bilang, nanti ada klien saya datang tolong dibuat diagnosis kecelakaan. Maaf pak itu bukan ranah kami, itu ranah dokter,” terang Apri.
Setelah Fredrich ke luar dari IGD, lanjut Apri, dokter Michael menghubungi dokter Bimanesh. Namun, kata Apri, saat tak tersambung. Tak beberapa lama kemudian, sambung Apri, kemudian datang dokter Bimanesh menemui dokter Michael.
“Setelah magrib Datang Bimanesh ke IGD,” ucap Apri.
Fredrich sebelumnya menyebut Novanto mengalami luka-luka dan ada benjolan sebesar bakpao di kepalanya. Itu disampaikan Fredrich usai kabar Novanto mengalami kecelakaan mobil bersama mantan kontributor Metro TV Hilman Mattauch pada 16 November 2017 lalu.
Diduga kecelakaan mobil yang dialami Novanto itu rekayasa untuk menghindari pemeriksaan KPK saat itu. Novanto kemudian diboyong ke RS Medika Permata Hijau, yang diduga telah diatur Bimanesh dan Fredrich.
“Perlu MRI, luka di bagian sini (pelipis), benjol besar segede bakpao,” ungkap Fredrich di RS Medika Permata Hijau beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Bimanesh didakwa bersama Fredrich merintangi penyidikan kasus dugaan korupsi e-KTP dengan merekayasa agar Novanto menjalani rawat inap di RS Medika pada 16 November 2017. Diduga rekayasa itu untuk menghindari pemeriksaan Novanto oleh penyidik KPK. Saat itu Novanto telah berstatus tersangka kasus dugana korupsi pengadaan e-KTP.
TAGS : Fredrich Yunadi Setya Novanto Bimanesh
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/31211/Sidang-Ini-Ungkap-Teka-teki-Benjol-Bakpao-Setnov/