Tiga siswa SMAN 2 Palangka Raya menerima penghargaan dari Mendikbud Muhadjir Effendy (Foto: Muti/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com – Tiga siswa peneliti akar bajakah, tumbuhan yang disebut-sebut berkhasiat menyembuhkan kanker, mengingatkan bahwa temuannya hanya sebatas karya ilmiah.
Karena itu, ketiga siswa SMA Negeri 2 Palangka Raya ini menegaskan bahwa akar bajakah belum dapat digunakan sebagai obat kanker, karena membutuhkan penelitian lebih lanjut.
“Perlu ditegaskan, ini cuma sebatas karya ilmiah. Jadi belum bisa digunakan sebagai dasar (pengobatan),” kata Yazid Rafli di Kantor Kemdikbud Jakarta, pada Sabtu (17/8).
Sementara Aysa Aurealya Maharani menyebut ada ratusan jenis akar bajakah yang tersebar di hutan Kalimantan. Namun dia menolak membeberkan jenis akar bajakah temuannya, yang dianggap dapat mengobati kanker.
Kepada awak media, Aysa menegaskan pernyataan rekannya, Yazid, bahwa temuan ini baru penelitian tingkat awal. Untuk diproduksi, membutuhkan penelitian lanjutan.
“Kami berharap bisa melanjutkan penelitian. Mungkin tanaman ini kalau benar, bisa bermanfaat bagi orang banyak,” tutur Aysa.
Aysa juga khawatir pasca penemuan akar bajakah, kini marak penjualan akar bajakah di dunia maya. Sebab sampai saat ini dia belum mengungkapkan jenis akar bajakah. Dengan demikian, dia meminta masyarakat lebih berhati-hati.
“Tolong dipilah dulu, karena kami belum membuka (jenisnya). Karena banyak jenisnya. Takut salah. Mungkin untuk masyarakat, agar berhati-hati lagi,” tandas dia.
Memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-74, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengundang Yazid Rafli, Aysa Aurealya Maharani, dan Anggina Rafitri ke Jakarta, untuk diberikan penghargaan.
Mendikbud mengatakan, penghargaan itu merupakan apresiasi pemerintah kepada ketiganya, karena mampu mengharumkan nama daerah dan Indonesia di kancah internasional, usai temuan mereka berhasil membawa pulang medali emas dalam World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, pada 28 Juli 2019.
“Kita memberikan penghargaan kepada anak yang sangat kreatif, yang menggali potensi dan kearifan lokal, sehingga melambung ke tingkat internasional,” kata Mendikbud.
“Ini juga pelajaran yang menarik, bahwa Indonesia sangat kaya raya dengan potensi berbagai macam sumber daya. Tidak hanya untuk medis, tapi juga yang lain,” tambah mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
TAGS : Tanaman Bajakah Obat Kanker Mendikbud Muhadjir Effendy
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/57740/Siswa-Peneliti-Bajakah-Sebut-Temuannya-Cuma-Karya-Ilmiah/