Pulau buatan China di Laut Tiongkok Selatan/NYT
Manila – Pemerintah Filipina akan mengambil upaya diplomatik pasca China menerjunkan militernya di Laut Tiongkok Selatan (LTS).
Tindakan itu merupakan langkah Filipina untuk menegaskan kedaulatannya di wilayah yang masih dalam sengketa itu.
“Kami akan mengambil tinsakan diplomatik yang tepat untuk melindungi klaim kami dan terus melakukannya di masa depan,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri Filipina, pada Senin (21/5).
“Kami menegaskan kembali komitmen kami untuk melindungi setiap inci wilayah kami yang kami memilik hak berdaulat atas wilayah tersebut,” imbuhnya.
Dilansir dari Reuters, Filipina enggan mengecam tindakan sepihak Tiongkok. Pasalnya, Washington menyebut hal itu akan semakin menambah ketegangan negara-negara sekitar LTS.
Seperti diketahui, China mengklaim hampir seluruh kawasan LTS, jalur strategis yang bernilai US$3 triliun setiap tahun, berkat perdagangan Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.
China juga sudah membangun tujuh pulau buatan di Spratly Island, serta mengubahnya menjadi pos-pos militer, lapangan terbang, radar, dan pertahanan rudal.
Beijing mengatakan, fasilitas militer di Spratly murni untuk pertahanan, dan akan melakukan apapun yang China sukai di wilayahnya sendiri.
TAGS : Laut Tiongkok Selatan China Filipina
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34801/Soal-Militerisasi-China-di-LTS-Filipina-Masih-Kalem/