Rudal Hwasong-15 milik Korea Utara yang diduga digunakan dalam peluncuran uji coba terbaru pada Rabu, 29 November 2017 (KCNA / Reuters)
Jakarta – Pemerintah China, Rusia, Malaysia dan negara-negara lain gagal membatasi transaksi keuangan dan perdagangan yang disetujui oleh Korea Utara di negara mereka. Demikian laporan Persrikatan Bangsa Bangsa (PBB)
Sebuah panel ahli PBB di Korea Utara mengatakan, negara-negara ini dan negara-negara lain gagal menghentikan usaha rezim Kim Jong Un untuk mendanai program nuklir dan misilnya, menurut sebuah laporan yang ditinjau oleh The Wall Street Journal.
Draft laporan mereka didistribusikan akhir pekan ini ke komite PBB yang mengawasi kepatuhan sanksi Korut. Kemudian ke Dewan Keamanan.
Menurut PBB, Korea Utara mengekspor sekitar USD200 juta atau sekitar Rp2,6 triliun batubara dan komoditi lainnya tahun lalu. Sebagian besar pengiriman batubara dan bahan bakar rezim tersebut melewati pelabuhan China, Malaysia, Vietnam atau Rusia.
Lebih dari 30 perwakilan lembaga keuangan Korea Utara beroperasi di negara-negara asing, termasuk Rusia dan China, kata beberapa penyidik.
“Korea Utara mencemoohkan resolusi terbaru dengan memanfaatkan rantai pasokan minyak global, melibatkan warga negara asing, pendaftar perusahaan lepas pantai dan sistem perbankan internasional,” menurut dokumen tersebut.
Beberapa kali dalam dekade terakhir, kata laporan tersebut, senjata Korea Utara dikirim ke Suriah untuk mengembangkan program senjata kimia. Meski begitu, Suriah mengatakan kepada panel tersebut, tidak ada perusahaan teknis Korea Utara yang beroperasi di negara tersebut, dan satu-satunya warga Korea Utara terlibat dalam olahraga.
Masih laporan yang sama, sebuah negara anggota juga melaporkan bahwa Myanmar membeli sebuah sistem rudal balistik dan senjata konvensional dari Korea Utara, termasuk peluncur roket dan rudal darat-ke-udara.
Kedubes China, Rusia, Malaysia dan Burma di Washington tidak menanggapi permintaan komentar oleh The Wall Street Journal. Tahun lalu, Dewan Keamanan PBB melewati sanksi yang lebih kuat terhadap Korea Utara setelah beberapa tes senjata, termasuk senjata nuklir.
Sekretaris Negara Amerika Serikat, Rex Tillerson mengatakan, pelanggaran terhadap operasi maritim yang melibatkan Korea Utara adalah sebuah masalah. “Kami harus mengakhiri pengiriman kapal ke kapal yang melemahkan sanksi PBB,” katanya.
TAGS : PBB Korea Utara China Rusia Malaysia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/28712/Soal-Nuklir-Korut-PBB-China-Rusia-Masih-Bandel/