JawaPos.com – Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin meminta masyarakat untuk lebih menghargai Alquran serta qari atau qariah. Hal disampaikannya menanggapi peristiwa qariah disawer saat melakukan tilawatil Quran.
“Pembaca Alquran apalagi Alquran harus dihargai dengan standar etika yang tinggi. Cara seperti saweran terasa mengurangi sakralitas pembacaan ayat suci Alquran,” ungkap Kamaruddin saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (6/1).
Saweran terhadap qari/qariah, berpotensi mengganggu kekhusyukan pembacaan Alquran. Profesor jebolan Universitas Bonn, Jerman, ini mengajak masyarakat mendengarkan dengan khusyuk saat Alquran dibacakan.
“Saat Alquran dibacakan seharusnya kita mendengarkannya dengan khusyuk. Jangan diganggu dengan aktivitas yang mengurangi sakralitasnya. Membaca Alquran bukan sekadar memperdengarkan suara yang indah tapi membacakan Firman Tuhan,” tandasnya.
Sementara Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi menambahkan, saat dibacakan Alquran, hendaknya didengarkan, diresapi makna dan kandungan ayatnya, serta dinikmati bacaannya.
“Dengan cara semacam ini, Alquran akan menjadi sebab terlimpahnya kedamaian dan keteduhan. Jika penghormatan terhadap Alur’an dan qari/qariah bisa kita lakukan, insyaallah keberkahan Alquran akan terlimpah untuk semuanya,” kata Zayadi.
Sebelumnya, viral seorang qariah yang tengah melantunkan ayat Alquran disawer uang. Dalam video yang beredar, qariah berpakaian serba krem tengah duduk melakukan tilawatil Quran dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kemudian datang seorang pria berpakaiam hitam dengan sarung hijau tua dan berpeci menebar uang di atas kepala sang qariah. Uang pun berhamburan di sekitar qariah tersebut.
Tak lama berselang, datang pria lain berpakaian koko putih dengan peci dan celana hitam menyawer dengan cara yang tidak lazim. Yakni menyelipkan uang di bagian kerudung sang qariah di dekat wajahnya.
Meski mendapat perlakuan seperti itu, qariah itu tetap melanjutkan tilawahnya. Tampak tak ada yang menghentikan aksi menyawer kedua pria tersebut.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Sabik Aji Taufan
Credit: Source link