JawaPos.com – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan penerimaan pajak penghasilan atau PPh Pasal 21 dari kalangan pekerja tercatat tumbuh tinggi. Pada Oktober 2022, penerimaan PPh 21 tumbuh 17,4 persen (YoY) bahkan sepanjang Januari-Oktober 2022 tercatat sebesar Rp 118,4 triliun atau naik 21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 2,7 persen.
Sri Mulyani menilai pertumbuhan pajak karyawan itu masih positif. Bahkan menunjukkan penghasilan para tenaga kerja secara akumulatif berarti meningkat, karena setoran pajaknya pun naik secara tahunan.
Meski demikian, hal ini menjadi kikuk jika dibandingkan dengan maraknya pemutusan hubungan kerja atau PHK massal yang terjadi akhir-akhir ini.
“Memang ini menjadi agak kikuk kalau dibandingkan dengan beberapa berita mengenai PHK. Kalau kita lihat PPh 21 yang meningkat 21 persen berarti ada karyawan yang memang bekerja dan mendapatkan pendapatan, dan kemudian perusahaannya membayar PPh 21,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Kamis (24/11).
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga membeberkan penyebab terjadinya PHK massal yang terjadi di Tanah Air. Menurutnya, PHK massal terjadi karena negara-negara maju yang sedang mengendalikan demand atau permintaan di tengah ancaman resesi global dan kenaikan suku bunga yang agresif.
Padahal, kata Menkeu, menjelang akhir tahun biasanya permintaan untuk industri tekstil dan alas kaki menjelang Natal justru meningkat. Namun, karena permintaan dikendalikan menyebabkan adanya penurunan.
“Dengan adanya langkah agresif dari bank sentralnya memang demandnya dikendalikan itu artinya permintaan ekspor barang barang yg biasanya dikonsumsi termasuk elektronik itu juga akan berpengaruh,” bebernya.
Menkeu juga menyebut, fenomena badai PHK tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan terjadi di sejumlah negara pengekspor produk tekstil dan alas kaki. Diantaranya, seperti Vietnam dan Bangladesh.
“Kita lihat ini tidak fenomena di indonesia saja tapi di vietnam dan bangladesh yang mengekspor barang barang ini juga akan mengalami dampak,” tandasnya.
Sebagai informasi, dalam beberapa waktu terakhir sejumlah sektor usaha mengambil keputusan PHK untuk karyawannya. Pada sektor padat karya, yakni tekstil, puluhan ribu karyawan di PHK dengan alasan permintaan ekspor yang terpengaruh oleh kondisi global.
Sementara di perusahaan startup berbasis teknologi, mulai dari Shopee, Gojek Tokopedia atau GoTo dan Ruangguru juga turut memangkas karyawan demi efisiensi keuangan di tengah ancaman ketidakpastian ekonomi global.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link