Stafsus Wapres Kritik Kampus Merdeka Tidak Jelas

by

in
Stafsus Wapres Kritik Kampus Merdeka Tidak Jelas

Staf Khusus Wakil Presiden RI, Mohamad Nasir

Jakarta, Jurnas.com – Staf Khusus Wakil Presiden RI, Mohamad Nasir menyebut istilah `Kampus Merdeka` yang ditelurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim tidak jelas.

Alih-alih menggunakan istilah `Kampus Merdeka` yang tidak jelas praktiknya, Nasir menyarankan Mendikbud menterjemahkan istilah tersebut menjadi `Kemandirian Kampus`.

“Kampus merdeka harus diterjemahkan kemandirian kampus yang jelas, kemandirian dalam mengelola, dalam apa yang dilakukan mahasiswa, dan proses pembelajarannya,” kata Nasir dalam orasi ilmiahnya pada Dies Natalis ke-36 Universitas Terbuka (UT) melalui platform konferensi video, pada Rabu (15/7).

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo itu juga mendorong Nadiem mengawal kebijakan Kampus Merdeka tersebut.

Pasalnya, dia menilai Kampus Merdeka belum dibuatkan regulasi secara khusus, namun sudah disampaikan secara publik yang akhirnya menimbulkan kebingungan.

Baca juga.. :

“Mau apa melangkahnya? Tidak ada guidance (pedoman) apapun. Nanti akan muncul para usahawan baru, para challenger mencari keuntungan dari kondisi itu, tidak jelas, yang jadi korbannya pendidikan perguruan tinggi,” tegas Nasir.

Dalam orasi ilmiahnya, Nasir juga memaparkan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh perguruan tinggi saat ini, antara lain ketimpangan kualitas, ketidaksamaan materi pembelajaran, kebingungan mengadopsi e-learning, serta kendala fasilitas teknologi.

Terutama di masa pandemi Covid-19, lanjut Nasir, tidak semua pendidikan tinggi mampu memaksimalkan metode dalam jaringan (daring), karena terkendala teknologi informasi, juga karena belum terbiasa dengan metode tersebut.

“Semua stres karena tidak tahu bagaimana belajar daring. Dianggap beban, berat sekali. Tapi kalau UT istilahnya tinggal move on saja. Kalau yang lain harus merangkak, mencoba, berlatih untuk memahami,” kata Nasir.

Sementara Rektor Universitas Terbuka Prof. Ojat Darojat mengatakan dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru, pendidikan jarak jauh (PJJ) menjadi sebuah keniscayaan.

Karenanya, Universitas Terbuka sebagai perguruan tinggi pioner PJJ di Indonesia, kerap terlibat aktif membantu pemerintah dan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya, untuk menerapkan sistem daring tersebut.

“UT terlibat secara aktif membantu pemerintah dan masyarakat pada umumnya dalam memberikan layanan, bimbingan, dan perbekalan bagi teman-teman perguruan tinggi konvensional agar mereka memiliki kapasitas yang sama dengan UT, dapat menyediakan pembelajaran daring,” tandas Ojat.

TAGS : Mohamad Nasir Stafsus Wapres Kampus Merdeka Mendikbud

This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin

Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/75459/Stafsus-Wapres-Kritik-Kampus-Merdeka-Tidak-Jelas/